Satu tim ilmuwan internasional menemukan penanda genetika mengenai kanker mematikan yang menyerang populasi "Tasmanian devil" di Australia, dan mereka mengatakan temuan mereka melicinkan jalan bagi pengembangan pengobatan hewan tersebut.

Para peneliti menganalisis sel tumor yang diambil dari kanker wajah pada hewan itu, karnivora marsupial terbesar di dunia, dan mendapati penyakit tersebut mungkin berawal dan sel Schwann --satu jenis jaringan yang menjaga dan melindungi serat syaraf.

"Temuan kami merupakan langkah besar ke arah upaya untuk menyelamatkan `Tasmanian devil` dari kepunahan," tulis Elizabeth Murchison, yang bekerja di "US Cold Spring Harbor Laboratory" dan "Australian National University", di dalam studi itu --yang dikutip oleh kantor berita Inggris, Reuters.

"Tasmanian devil" --yang menjadi terkenal lewat tokoh kartun karya Looney Tunes "Taz"-- memiliki tubuh seukuran anjing kecil. Sejak 1990-an, penyakit tumor wajah yang mematikan (DFTD) telah memporak-porandakan populasi hewan liar tersebut, yang tinggal di negara bagian pulau Tasmania.

Australia menaikkan tingkat perlindungan bagi "Tasmanian devil" pada Mei dan mendaftarkannya sebagai hewan yang terancam punah akibat DFTD.

DFTD adalah jenis kanker unik, yang menular dari hewan ke hewan melalui gigitan atau kontak fisik lain, yang menularkan sel-sel kanker yang hidup di antara hewan.

Hanya dua kanker diketahui menyebar dengan cara itu --kanker lain ditemukan pada anjing. Kebanyakan tumor yang menyerang "Tasmanian devil" ditemukan di wajah dan mulut, tapi seringkali menyebar ke organ dalam.

Para peneliti tersebut, yang menuliskan hasil temuannya di jurnal Science, mengatakan, karena tak ada percobaan diagnosis, pengobatan atau vaksin yang tersedia saat ini, penyakit itu dapat memusnahkan seluruh spesies tersebut dalam waktu 25 sampai 35 tahun.

Analisis genetika tim tersebut mengkonfirmasi bahwa tumor yang menyebar dari hewan ke hewan secara genetika sama karena penyakit itu berasal dari jalur sel tunggal.

Dengan menggunakan teknologi perangkaian, tim itu mengidentifikasi sel asli dengan membandingkan "transcriptome" --satu set lengkap gen yang berubah di dalam sel tumor-- dengan catatan genetika jaringan lain.

Para ilmuwan tersebut mendapati tanda genetika tumor itu sangat cocok dengan sel Schwann, tapi mengatakan mereka masih belum memperoleh kejelasan mengenai bagaimana sel sistem syaraf itu membiakkan kanker.

Pengidentifikasian penanda genetika itu dapat membantu diagnosis akurat penyakit dan membantu mengembangkan pengobatan, kata mereka.

"Karena kami telah melakukan penelitian mengenai profil genetika tumor itu, kami dapat mulai memburu gen dan jalur yang melibatkan pembentukan tumor," kata Greg Hannon, yang mengerjakan studi tersebut.

Studi itu juga akan membantu ilmuwan membedakan DFTD dan jenis lain kanker "Tasmanian devil", dan membantu mereka mengidentifikasi serta mengisolasi hewan yang tertular serta mengendalikan penyebaran penyakit itu.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010