Jakarta (ANTARA News) - Perum Bulog memproyeksikan pengadaan beras dalam negeri pada 2010 sebanyak 3,2 juta ton setara beras atau turun dibanding tahun lalu yang mencapai 3,6 juta ton.

Dirut Perum Bulog Sutarto Ali Moeso di Jakarta Rabu mengatakan, penurunan volume pengadaan beras tahun ini disebabkan penyaluran raskin 2010 juga lebih rendah dari tahun lalu menjadi 2,7 juta ton dari 3,3 juta ton.

Pengadaan beras dalam negeri tersebut, lanjutnya, akan diprioritaskan untuk cadangan beras pemerintah (CBP) dan raskin.

"Penyerapan beras Bulog akan segera dimulai sejak awal bulan ini seiring dengan dimulainya penyaluran beras rakyat miskin," katanya.

Meskipun demikian, menurut Sutarto, prognosa awal pengadaan beras Bulog akan disesuaikan dengan kondisi produksi beras dalam negeri yang diprediksikan akan naik menjadi 66 juta ton dari tahun lalu 63 juta gabah kering giling (GKG).

Saat ini stok beras di gudang Bulog pada akhir 2009 sebanyak 1,7 juta ton sehingga dengan pengadaan beras selama tahun ini sebanyak 3,3 juta ton, maka pada akhir 2010 stok beras di gudang Bulog sebanyak 2,2 juta ton. Jika stok dalam jumlah besar, lanjutnya, maka biaya perawatan akan semakin besar ditambah lagi dengan beban bunga yang ditanggung Bulog juga cukup besar.

"Oleh karena itu ada pemikiran untuk mengekspor untuk jenis premium, sehingga pengadaan beras di dalam negeri harus lebih berkualitas.

Pada kesempatan itu Sutarto mengatakan Peluncuran Program Raskin 2010 secara nasional telah dilakukan Menko Kesra Agung Laksono Rabu ini di Bandung yang sekaligus sekaligus menandai penyaluran pertama beras bersubsidi pada Januari 2010.

Peluncuran Program Raskin itu untuk delapan provinsi yakni Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Lampung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.

Acara tersebut dihadiri oleh Gubernur Jabar H Ahmad Heryawan, Dirut Perum Bulog Soetarto Alimueso, Tim Koordinator Raskin Pusat, Tim Raskin Provinsi, pada kepala Divre Bulog di 8 provinsi serta Kapala Sub Divre Bulog.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010