Beijing (ANTARA News) - Program Pembangunan PBB (UNDP) memperkirakan produk domestik bruto (GDP) China tahun ini melemah dari 9,1 persen pada 2008 menjadi 8,4 persen, meski negara itu tetap menjadi "mesin" bagi Asia Timur serta pertumbuhan global.

"Laporan dibuat dengan perkiraan optimistik 8,9 persen dan terburuk tujuh persen. Ekonom PBB mengatakan ekonomi China mungkin turun menjadi tujuh persen apabila krisis global terus berlanjut, resesi di Eropa dan Amerika Serikat kian parah dan fiskal tidak berkembang," demikian laporan UNDP seperti dikutip Xinhua di Beijing, Sabtu.

Pemerintah telah menargetkan pertumbuhan ekonomi delapan persen tahun ini dalam sebuah konferensi ekonomi pusat yang diadakan 8 Desember 2008.

Laporan UNDP menyebutkan pula China memberikan kontribusi sekitar 22 persen dalam pertumbuhan ekonomi global selama 2008, dan tampaknya akan memberikan kontribusi lebih tinggi lagi tahun ini.

Asia Timur akan mengalami suatu penurunan ekonomi berkelanjutan dengan pertumbuhan GDP 2009 diperkirakan turun menjadi enam persen dari 6,9 persen dalam 2008, sebagai akibat melemahnya perdagangan dengan Eropa dan Amerika Serikat.

Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan akan turun menjadi satu persen dari 2,5 persen tahun 2008.

Laporan itu memperkirakan ekonomi Amerika Serikat akan alami penurunan satu persen dan Eropa turun 0,7 persen tahun ini, sementara pada 2008 masing-masing tumbuh 1,2 persen dan 1,1 persen.

Menurut Ekonom PBB, penurunan ekonomi global akan lebih besar tanpa adanya kekuatan pertumbuhan permintaan domestik di China.

Meskipun demikian, melemahnya perdagangan luar negeri China telah menyebabkan melemahnya pertumbuhan ekonomi.

Administrasi Umum Bea Cukai China melaporkan bahwa ekspor dan impor China turun dua bulan berturut-turut akhir 2008, sebagai akibat melemahnya permintaan eksternal dan domestik.

Ekspor turun 2,8 persen menjadi 111,16 miliar dolar AS, sementara impor turun 21,3 persen menjadi 72,18 miliar dolar AS.

Zhu Baoliang, wakil direktur Pusat Informasi Negara, mengatakan pertumbuhan 9,1 persen selama 2008 masih merupakan pertumbuhan yang baik, dan China tetap menjadi kekuatan bagi ekonomi dunia.

Wang Tongsan, direktur sebuah institut akademi ilmu pengetahuan sosial China, mengatakan dirinya yakin kalau China akan mampu mencapai target pertumbuhan delapan persen.

Menurutnya, China telah mengeluarkan sejumlah rencana untuk menjaga perekonomian dan sedang mengupayakan langkah efektif dalam paruh kedua.

China telah mengeluarkan sebuah paket stimulus fiskal empat triliun yuan atau 586 miliar dolar AS untuk mendorong konsumsi lokal.

Bank Sentral juga telah mengurangi tingkat suku bunga untuk kelima kali dan mengurangi cadangan rasio deposito sebanyak empat kali sejak September 2008 untuk menjaga perekonomian.

Stimulus untuk mendorong sektor otomotif dan baja, sebagai pilar industri, juga telah dikeluarkan pada Rabu lalu, dan sejumlah rencana penyelamatan juga akan dilakukan kepada manufaktur dan industri penyulingan minyak.

Laporan UNDP mengatakan dengan 1,9 triliun dolar AS sebagai cadangan mata uang asing, China memiliki ruang kebijakan yang cukup untuk lebih banyak mengeluarkan kebijakan fiskal yang dibutuhkan sebagai upaya mendorong permintaan domestik.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009