Jakarta (ANTARA News) - Kementerian BUMN menargetkan laba bersih pada 2010 mencapai sekitar Rp90 triliun, naik sebesar 21,62 persen dari prognosa laba 2009 sekitar Rp74 triliun.

"Target laba 2010 cukup realistis sejalan dengan berlanjutnya program restrukturisasi perusahaan, regrouping, peningkatan efisiensi dan pertumbuhan produksi," kata Menteri BUMN, Mustafa Abubakar, saat Konferensi Awal Tahun Kementerian BUMN, "Refleksi 2009 dan Proyeksi 2010", di Jakarta, Selasa.

Menurut Menteri, pada saat yang bersamaan, pendapatan usaha BUMN pada 2010 dipatok Rp1.050 triliun, tumbuh sekitar 13 persen dari pendapatan 2009 Rp930 triliun.

Secara keseluruhan pada 2009 dari 139 BUMN umumnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya.

Total aktiva pada 2010 ditargetkan sebesar Rp2.400 triliun, meningkat 11,6 persen dari proyeksi Rp2.150 triliun.

Belanja modal (capex) yang diperkirakan mencapai Rp107 triliun pada 2009 diperkirakan melonjak menjadi Rp184 triliun 2010.Adapun belanja operasional (opex) ditetapkan pada level Rp785 triliun, naik dari perkiraan 2009 sebesar Rp710 triliun.

Mustafa menjelaskan, target laba bersih 2010 sudah memperhitungkan berbagai faktor, seperti China-Asean Free Trade Area (CAFTA).

Ia mengakui mulai berlakunya CAFTA akan mempengaruhi pangsa pasar sejumlah sektor seperti besi dan baja yang akan dibanjiri produk-produk China.

Namun di sisi lain diutarakannya, pemerintah penting memberlakukan standar nasional industri (SNI) terhada produk-produk asal China.

Selain itu juga Kementerian BUMN juga mendorong perusahaan menghasilkan barang dan jasa berkualitas.

"Penting juga memastikan ketersediaan BBM, gas dan energi listrik secara berkesinambungan untuk mendukung daya saing industri dalam negeri," tegasnya.

Ia diutarakan Mustafa, berbagai program yang sudah dijalankan seperti restrukturisasi industri gula, pupuk dan sejumlah perusahaan telah menunjukkan hasil memuaskan.

Dengan begitu tambahnya, daya saing komoditi dalam negeri bisa lebih meningkat.

Ia mengakui, bahwa pada 2009 ada kecenderungan bahwa ekspansi sejumlah BUMN tidak berlangsung dengan mulus karena dibayangi krisis ekonomi global.

Sementara itu, Sekretaris Menteri BUMN, Muhammad Said Didu menuturkan, pencapaian kinerja keuangan BUMN yang meningkat pada 2009 dan diproyeksikan melonjak di 2010 dipengaruhi keberhasilan penerapan tata kelola perusahaan yang baik dan benar (GCG).

"GCG di Kementerian BUMN terlaksana dengan baik, sehingga dapat menjadi contoh bagi Kementerian lain," kata Said.

Peningkatan kinerja BUMN tercermin dari penurunan jumlah perusahaan pelat merah yang merugi dari sekitar 23 perusahaan pada 2008 menjadi 20 perusahaan pada tahun 2009. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010