Kandahar, Afghanistan (ANTARA News/AFP) - Sembilan orang tewas akibat kena tembak dalam unjuk rasa di sebuah kota Afghanistan, dalam apa yang disebut protes pembakaran Al Quran oleh pasukan asing, kata polisi Rabu.

Aksi kekerasan meletus Selasa di distrik Garmsir, Provinsi Helmand, Afghanistan selatan menyangkut rumor-rumor bahwa pasukan pimpinan NATO merusak sebuah Al Quran dalam satu operasi militer, kata penduduk dan polisi.

Delapan pemrotes tewas ketika mereka menyerang para pejabat keamanan nasional di Garmsir," kata wakil komandan polisi provinsi itu Kharmal Dinkhan kepada AFP.

"Penembakan terhadap para pemrotes itu terjadi setelah seorang petugas keamanan nasional Afghanistan tewas akibat tembakan "dari seorang pengunjukrasa," katanya.

Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) dalam sebuah pernyataan Selasa mengatakan pasukannya menembak mati seorang "gerilyawan penembak" yang menembak seorang pejabat Afghanistan di daerah Garmsir.

Tetapi seorang juru bicara pasukan itu mengatakan tidak ada informasi untuk mendukung pernyataan bahwa para korban yang tewas dalam insiden itu adalah warga sipil, dan menambahkan penyelidikan dengan para pejabat Afghanistan sedang dilakukan.

Seorang dokter di rumah sakit darurat di ibukota provinsi itu Lashkar Gah, yang berbicara tanpa bersedia namanya ditulis mengatakan lebih dari 10 orang masukan rumah sakit dengan "luka-luka tembak di perut, kepala dan kaki."

"Dua dari mereka berada dalam kondisi serius," katanya.

Insiden itu terjadi ketika lebih dari 1.000 warga desa Afghanistan berkumpul di Garmsir untuk memprotes apa yang disebut pembakaran sebuah kitab suci Al Quran dalam satu operasi NATO, Senin, kata penduduk lokal dan polisi.

"Dalam protes hari ini (Selasa) seorang gerilyawan menembak seorang pejabat Afghanistan dalam FOB ( Pangkalan Operasi Depan) Dei di distrik Garmsir," kata IAF dalam sebuah pernyataan.

"Para anggota pasukan ISAF mengidentifikasi penembak itu, menembak mati dia . Tidak ada korban cedera lainnya akibat penembakan itu," katanya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010