Jambi (ANTARA News) - Sanggar Kerlip, Jambi, akan mementaskan sebuah teatrikal berjudul "Pinangan" karya Anton Chekov, dengan sutradara Yoga Julestama di Gedung Prosenium Taman Budaya Jambi.

Pimpinan Produksi (Pimpro) pertunjukkan, Ayu Nur, di Jambi Kamis mengatakan, pertunjukan akan digelar pada Sabtu (16/1).

Menurut Ayu, pertunjukan akan digelar dua kali, yakni pada pukul 15:30 WIB dan 19:30 WIB di tempat yang sama.

"Tak hanya pergelaran teater, Teater Kerlip yang diikuti oleh anak sekolah tingkat SMA ini juga akan menampilkan musikalisasi puisi dan pembacaan puisi di sela-sela pertunjukkan teater," ujar Ayu.

Ayu menjelaskan, naskah "Pinangan" di tulis oleh seorang penulis terkenal dari Rusia yakni Anton Chekov.

Anton Chekov lahir di Taganrog, sebuah pelabuhan kecil di Desa kecil di Laut Azov, Rusia Selatan pada 29 Januari 1860.

Anton Chekov merupakan seorang penulis dan juga aktor teater realis. Chekov dikenal sebagai tokoh teater realis.

Naskah Pinangan yang akan disuguhkan Teater Kerlip ini merupakan adaptasi dari Suyatna Anirun. Dari tangan Chekov dan Suyatna Anirun, sang sutradara mencoba memvisualisasikan Pinangan ini dalam sebuah pertunjukkan teater.

Menurut Ayu, dalam pola garapan, sutradara tidak menayangkan simbol-simbol yang harus diterjemahkan. Pinangan yang memang sebuah bentuk utuh dalam hukum panggung realis dengan dialog tiga aktor, yakni Bujang diperankan oleh Rudi P, Juleha oleh Vani Putri dan Nyai diperankan oleh Putri.

"Memang bentuk utuh yang akan kita tampilkan. Tidak ada simbol-simbol, tetapi visualisasi adegan dan konflik yang memang untuk dipertontonkan," ungkap sang sutradara, Yoga Julestama.

Naskah pinangan ini menceritakan sebuah proses Pinangan atau lamaran menjelang pernikahan. Bujang yang sudah berumur tertarik terhadap gadis yang juga sudah berumur, yakni Juleha. Mereka ini adalah

tetangga dalam sebuah perkampungan. Upaya Pinangan Bujang inilah yang menjadi fokus utama dalam naskah tersebut.

Menurut Yoga, Pinangan diadaptasi kembali dalam lingkungan ke Jambian. Tokoh-tokoh berganti nama khas Jambi dan juga diksi-diksi dalam dialog.

"Karena pentasnya di Jambi kita bawakan secara ke Jambian," katanya.

Mengenai garapan, lanjut Yoga, dirinya pola teater Abdul Muluk yang dicirikan oleh seorang narator atau pembawa acara. Sang narator menjadi bagian dari pertunjukkan untuk memulai dan mengakhiri adegan tersebut, katanya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010