New York (ANTARA News) - Kementerian Luar Negeri RI telah menerbitkan paspor baru bagi Endang Satriyani guna melancarkan evakuasi WNI itu dari Haiti. Endang nyaris menjadi korban runtuhnya gedung markas Misi Stabilisasi PBB (MINUSTAH) di Haiti akibat gempa 7 Skala Richter pada Selasa (12/1) .

Sambil menunggu proses evakuasi terhadap dirinya, Endang bersama rekannya di Haiti, Yogi Anggoro, membantu pencarian tiga WNI ainnya yang yang belum diketahui nasibnya setelah gempa memporakporandakan ibu kota Haiti, Port au Prince.

Menurut Kuasa Usaha ad interim PTRI, Duta Besar Hasan Kleib, kepada ANTARA News di New York, Kamis petang waktu setempat, paspor yang diterbitkan oleh Konsulat Jenderal RI (KJRI) New York itu telah ia serahkan kepada PBB untuk disampaikan kepada Endang.

Pada Kamis sore, Dubes Hasan Kleib, secara langsung mendatangi kantor MINUSTAH di Markas Besar PBB, New York, untuk meminta bantuan pengiriman paspor Endang Satriyani yang saat ini masih berada di Port au Prince.

"Menurut pihak MINUSTAH kepada kami, paspor besok pagi akan dibawa sendiri oleh Asisten Sekjen PBB urusan Bantuan Lapangan, Anthony Bandbury, dan selanjutnya akan diserahkan kepada Endang Satriyani setibanya di Port au Prince," kata Hasan.

PTRI New York, ujarnya, akan terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, terutama MINUSTAH, untuk memastikan kelancaran evakuasi Endang dan Yogi Anggoro dari Haiti.

Dubes Hasan sementara itu mengatakan pihaknya akhirnya berhasil berkomunikasi untuk pertama kalnya dengan Endang Satriyani, Kamis.

Selain mengabarkan dirinya dalam keadaan sehat, Endang mengatakan ia dan Yogi saat ini menjadi anggota tim pendataan MINUSTAH yang melakukan pencarian terhadap keberadaan seluruh staf MINUSTAH di Port au Prince.

"Menurut penuturan beliau, kesempatan itu akan dimanfaatkan untuk mencari informasi tiga WNI kita yang bekerja di Hotel Caribee namun belum diketahui keberadaannya sejak gempa terjadi," kata Hasan.

Belum diketahui kapan Endang dan Yogi akan dievakuasi, namun menurut penuturan Endang maupun Departemen Operasi Penjaga Perdamaian PBB kepada Dubes Hasan, staf sipil PBB kemungkinan akan dievakuasi melalui Republik Dominika.

Endang dan Yogi adalah dua warga Indonesia yang bekerja di Haiti sebagai sukarelawan MINUSTAH dan diberangkatkan melalui kantor UNDP di Jakarta.

Saat gempa mengguncang Port Au Prince pada Selasa sore, keduanya sedang berada di gedung markas MINUSTAH di Hotel Christopher, yang kemudian runtuh akibat gempa.

Keduanya berhasil menyelamatkan diri dan pada saat itulah tas milik Endang tempatnya menyimpan paspor tertinggal di dalam gedung.

Gedung markas MINUSTAH itu sendiri akhirnya runtuh dan menimpa ratusan orang di dalamnya.

Hingga saat ini sekitar 150 anggota staf PBB yang juga berada di gedung itu dilaporkan belum ditemukan dari reruntuhan.

Sekjen PBB Ban Ki-moon pada Kamis mengungkapkan bahwa PBB kehilangan 22 personil militer dan polisinya yang tewas akibat gempa di Haiti. Menurut laporan media massa internasional, jumlah korban tewas akibat gempa bumi hari Selasa telah mencapai setidak-tidaknya 150.000 orang. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010