Banda Aceh (ANTARA News) - Ratusan umat muslim di Kota Banda Aceh melaksanakan shalat sunat gerhana matahari (khusuf) di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Jumat, saat fenomena alam itu sedang berlangsung sebagai wujud syukur atas kebesaran Allah SWT.

Shalat sunat dua rakaat yang dipimpin Faisal Adriansyah selaku imam dilaksanakan pukul 13.00 WIB tepat saat terjadinya puncak gerhana matahari dimana bulan menutupi sebagian matahari.

Dalam ceramahnya usai shalat khususf, ia mengatakan bahwa gerhana matahari hanyalah fenomena alam yang menunjukkan kebesaran Allah SWT dan tidak boleh dikaitkan dengan hal-hal gaib.

Fenomena alam gerhana matahari berlangsung sejak pukul 13.39 WIB hingga 16:45 WIB dapat dilihat di Kota Banda Aceh dan Lhokseumawe. Saat menjelang puncak gerhana matahari, alunan surat Yasin bergema dari pengeras suara di masjid kebanggaan masyarakat Aceh itu.

Selain dapat dinikmati di Aceh, gerhana matahari anular (cicin) yang kebetulan melewati Indonesia juga dapat dinikmati oleh masyarakat di Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Kalimantan.

Pandangan gerhana matahari cincin ini akan optimum hanya terlihat di Srilangka dan China. Gerhana matahari itu terjadi akibat bulan berada segaris dengan matahari, sehingga cahaya matahari tertutupi oleh bulan.

Gejala alam itu juga menarik perhatian warga di ibukota Provinsi Aceh, mereka antusias melihat gerhana matahari meskipun hanya dengan menggunakan kaca film maupun kacamata hitam hingga helm.

Selain masyarakat yang berkumpul di masjid raya, warga juga berkelompok di pinggir jalan menyaksikan fenomena alam langka tersebut. Bahkan ada beberapa warga yang menghentikan kendaraannya untuk melihat gerhana matahari.

Peristiwa alam itu juga tidak lupa diabadikan masyarakat dengan menggunakan kamera telepon genggam.

Fahriana asal Kota Lhokseumawe yang sedang berlibur di Banda Aceh mengatakan, dulu saat terjadi gerhana masyarakat diajak berdoa dan shalat namun saat ini fenomena alam itu hanya menjadi tontonan.

"Bahkan wanita yang sedang hamil dilarang keluar rumah," kata Fahriana yang melihat gerhana matahari di halaman Masjid Raya Baiturrahman. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010