Jakarta (ANTARA News) - Anggota Panitia Khusus Hak Angket kasus Bank Century dari Fraksi PDIP Ganjar Pranowo menjamin, apapun rekomendasi panitia angket, operasional Bank Mutiara (sebelumnya Bank Centruy) tetap berjalan dan tidak akan dihentikan.

"Soal Bank Mutiara, tetap jalan seperti biasa. Kami tidak akan menyentuh operasional (Bank Mutiara)," kata Ganjar di Jakarta, Selasa.

Ganjar mengatakan, Bank Mutiara harus tetap beroperasi karena nasabah Bank Mutiara harus dijaga dan agar tidak terjadi gejolak di bank tersebut karena nasabah tetap harus dilayani.

Ia menambahkan, jika ada kesalahan dalam pemberian dana talangan ke Bank Century maka yang bertanggungjawab adalah pelaku dan pembuat kebijakan.

Selain itu yang juga perlu bertanggungjawab adalah pemilik lama Bank Century yaitu Robert Tantular, termasuk ketika mengganti dana investor Antaboga Delta Sekuritas Indonesia yang diketahui sebagai perusahaan sekuritas milik Robert Tantular.

Ganjar mengatakan, aset Robert Tantular harus disita termasuk aset pribadinya agar bisa digunakan untuk membayar dana investor Antaboga yang digelapkan.

Hal yang sama dikatakan oleh Ketua Panitia Angket Kasus Bank Century Idrus Marham. Ia mengatakan, pengungkapan kasus Bank Century tidak berhubungan langsung dengan operasional Bank Mutiara.

"Pekerjaan yang dilakukan Panitia Angket di DPR adalah mengungkap kasus dana talangan ke Bank Century menjadi transparan sesuai duduk persoalan sebenarnya," kata Idrus Marham.

Dia mengatakan, apapun rekomendasi yang akan disampaikan Panitia Angket Bank Century kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono nantinya, Bank Mutiara tetap beroperasi.

Sedangkan pekerjaan Panitia Angket Kasus Bank Century di DPR, adalah mengungkap kasus Bank Century berdasarkan data hasil audit investigasi dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Saat ini kinerja PT Bank Mutiara Tbk tercatat cukup bagus di man per Desember 2009 (laporan belum diaudit)  meraih laba Rp259 miliar atau melebihi target laba Rp146 miliar.

Prestasi itu tergolong uar biasa mengingat pada 2008, bank tersebut merugi Rp 7,28 triliun.

Semua indikator kesehatan perbankan juga meningkat dengan CAR (rasio kecukupan modal) naik dari minus 39,61 persen menjadi positif 10,40 persen, aset dari Rp 5,5 triliun menjadi Rp 7,3 triliun, sedangkan kredit bermasalah turun dari sebelumnya 10,42 persen menjadi 4,39 persen.(*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010