Jakarta (ANTARA News) - PT PLN (Persero) akan mencari dana proyek PLTA Asahan III 2x90 MW di Sumatera Utara dari sumber lain, jika pinjaman Japan Bank for International Cooperation (JBIC) mahal.

Dirut PLN, Dahlan Iskan di Jakarta, Kamis, mengatakan, proyek Asahan yang dibiayai JBIC diperkirakan mencapai 420 juta dolar, sedangkan ada perusahaan swasta menawar hanya 350 juta dolar AS.

"Selisihnya, cukup banyak. Kalau dia (JBIC) memaksakan harus mahal, ya kita carikan pilihan lain," katanya.

Menurut dia, pihaknya akan menekan biaya proyek JBIC melalui tender rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (engineering, procurement, and construction/EPC).

"Kalau nanti proyeknya mahal, PLN bisa dipermasalahkan," tambahnya.

Dahlan juga mengatakan, PLN tidak mau dibebani pengembalian pinjamannya.

"Memang PLN bisa dapat pinjaman, tapi kan harus mengembalikannya," ujarnya.

JBIC menawarkan pinjaman berbunga murah yakni hanya 0,7 persen dengan tenor 40 tahun.

Sementara itu, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) meminta PLN memperhatikan potensi daerah dalam pengembangan infrastruktur kelistrikan.

Ketua Komite II DPD, Bambang Soesilo, mengatakan, pihaknya juga meminta PLN mempermudah pemberian izin kepada swasta yang membangun infrastruktur kelistrikan.

Sebelumnya, Pemda Sumatera Utara menginginkan perusahaan swasta dalam negeri yang membangun PLTA Asahan III dibandingkan pinjaman JBIC.

Alasannya, biaya pembangunannya bisa lebih murah dan juga lebih cepat, sehingga bisa segera mengatasi krisis listrik.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010