Mereka yang diturunkan petugas itu terutama yang naik di atas gerbong kereta dengan jurusan Surabaya-Bandung itu.
Para bonek itu dari Surabaya menuju ke Bandung untuk memberikan dukungan kepada kesebelasannya, Persebaya, saat melawan Persib, Bandung.
"Mereka kami beri pengarahan, supaya tidak naik di atas gerbong dan tidak melakukan tindakan anarkis di sepanjang perjalanan," kata Kepala Polres Kebumen, Andik Setiyawan, didampingi Kepala Polsek Kebumen, AKP Marjono.
Saat perjalanan kereta memasuki Solo dan Yogyakarta, para bonek itu mengamuk dengan melakukan pelemparan batu kepada masyarakat dan petugas, serta pedagang di sejumlah stasiun setempat. Sedikitnya enam orang di Solo mengalami luka karena amukan bonek.
Mereka juga menjarah berbagai barang dagangan di Stasiun Wates dan Alun-Alun Wates, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.
Pihak kepolisian Kebumen mengantisipasi kemungkinan lanjutan amukan bonek itu saat kereta melintas di stasiun setempat.
Kereta, katanya, berhenti di stasiun setempat selama sepuluh menit sejak sekitar pukul 16:15 WIB.
Sebelum kereta tiba, petugas telah meminta para pemilik toko dan pedagang kaki lima di stasiun setempat untuk menutup toko dan mengemasi barang dagangan supaya tidak menjadi sasaran amukan bonek.
Polisi menurunkan para bonek di Stasiun Kebumen dan kemudian memberikan pengarahan kepada mereka.
Kereta melaju dari tempat itu untuk kemudian menunggu di Stasiun Ijo di perbatasan Kebumen-Banyumas, tak jauh dari sebuah terowongan sepanjang satu kilometer yang cukup berbahaya terutama bagi penumpang kereta di atas gerbong.
Ia mengatakan, situasi keamanan dan ketertiban masyarakat terutama di sekitar Stasiun Kebumen relatif terkendali ketika kereta yang mengangkut para bonek melewati jalur itu.
Pihak kepolisian setempat juga menyiapkan tiga truk untuk mengangkut para bonek dari Stasiun Kebumen menuju Stasion Ijo, tempat KA Pasundan menunggu mereka.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010
