Jakarta, (ANTARA News) - Para aktivis mahasiswa yang tergabung dalam `Kelompok Cipayung Plus` (HMI, GMNI, GMKI, PMKRI, Hikmahbudhi, KAMMI, KMHD) menganggap program 100 hari Kabinet SBY-Boediono telah gagal, karena tidak mampu membangun optimisme pemerintahan untuk lima tahun ke depan.

"Itu kesimpulan pertama dari pertemuan kami tadi siang yang memilih topik "Evaluasi 100 Hari Pemerintahan SBY-Boediono: Antara Harapan & Kenyataan"," ungkap Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Arip Musthopa kepada ANTARA, Minggu malam, di Jakarta.

Kesimpulan kedua, menurutnya, "Kelompok Cipayung Plus akan melakukan aksi bertajuk `kepung istana` pada 28 Januari 2010.

"Sedangkan kesimpulan ketiga, ialah, menuntut pertanggungjawaban Presiden atas kegagalan tersebut di atas," tegasnya.

Acara diskusi itu sendiri berlangsung di Gedung JMC, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, dihadiri selain para aktivis mahasiswa `Kelompok Cipayung Plus` juga sejumlah nara sumber kalangan akademisi, penggiat LSM serta jaringan `civil society` lainnya.

Ketua Komite Advokasi Rakyat Presidium Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Muhammad Item secara terpisah, mengungkapkan, kesimpulan yang diambil kali ini merupakan ekspresi dari kegalauan publik.

"Kita sejak awal telah mengingatkan, agar beberapa agenda penting seperti pembongkaran megaskandal Bank Century, penuntasan kriminalisasi KPK dan beberapa yang lain agar mendapat perhatian serius. Tapi nampaknya semuanya akan berakhir tanpa adanya kejelasan. Ini yang kami kritisi," ujarnya.

Baik Arip Musthopa maupun Muhammad Item, sama-sama berharap, aksi pada 28 Januari 2010 nanti, bisa berlangsung sesuai harapan, dan hasilnya secara kualitatif signifikan bagi adanya upaya pembaruan.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010