"Tagihan sebesar Rp105 juta itu sementara untuk tiket KA Pasundan dan KA luar biasa, belum termasuk kerugian kerusakan sarana KA oleh ulah Bonek," kata Kepala Humas PTKA Daop II Bandung, Bambang S Prayitno, Senin.
Menurut Bambang, kerugian sarana dan prasarana oleh Bonek dan juga akibat pelemparan oleh warga di sepanjang jalur kepulangan Bonek hingga saat ini masih dalam penghitungan.
Bambang menyebutkan, kerusakan sarana akibat pelemparan dan ulah bonek terjadi untuk KA Pasundan, KA Parahyangan, KA Lodaya, KA Mutiara Selatan serta KA reguler Cibatu Garut.
"Kerusakan KA masih dihitung, sementara sudah mencapai Rp177 juta. Sebagian akibat kaca pecah, kipas angin raib dan lampu hilang," kata Bambang.
Rincian sementara kerugian akibat kerusakan sarana adalah KA Lodaya Rp4,5 juta, Mutiara Selatan Rp2,8 juta, Argo Wilis Rp20,8 juta, KA Kahuripan Rp78 juta dan KA Pasundan Rp69 juta. Belum termasuk penggunaan delapan rangkaian Kereta Api Luar Biasa (KALB).
Menurut Bambang, tagihan tiket sebesar Rp105 juta itu merupakan kesepakatan yang ditandarangani antara pihak Daop II Bandung dengan Ketua Dewan Suporter Bonek, Wastomi.
"Kami sudah mendapat kesepakatan dengan koordinator Bonek, kami pegang perjanjian terkait tagihan tiket sebesar Rp105 juta untuk KA Pasundan dan KA luar biasa, belum termasuk kerugian akibat kerusakan sarana," kata Bambang.
Nilai tiket yang ditagihkan itu yakni untuk KA luar biasa yang mengangkut sekitar 2.500 bonek senilai Rp65 juta dan KA Pasundan yang mengangkut 2.000 bonek senilai Rp40 juta.
Sementara itu proses kedatangan dan pemulangan Bonek dilakukan melalui Stasiun Rancaekek Kabupaten Bandung. Menurut data dari Polres Bandung, jumlah Bonek yang datang ke Bandung untuk menyaksikan pertandingan Persib lawan Persebaya sebanyak 5.000 orang.
Sementara itu, menurut beberapa orang Bonek yang masih ada di Bandung menyebutkan ada sekitar 500 orang Bonek di Bandung yang akan menonton pertandingan Persib melawan Persik, Selasa (26/1). (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010
