Surabaya (ANTARA News) - Pemerintah Kota Surabaya menolak membayar semua kerusakan fasilitas PT Kereta Api akibat aksi saling lempar antara para suporter Persebaya --bonek-- dengan warga di sepanjang jalur kepulangan Bonek saat menyaksikan pertandingan Persebaya melawan Persib Bandung di Stadion Jalak Harupat Bandung, Sabtu (23/1).

"Sudah ada bukti bahwa batu itu berterbangan. Sikap bonek pasif dan bertahan sambil memegangi kepala dan berlindung. Nah, itukan sudah jelas kalau bukan bonek yang berulah," kata Walikota Surabaya Bambang Dwi Hartanto saat menghadiri acara Konfercab PDIP Surabaya, Senin.

Ia menyatakan bahwa kerusakan kereta api (KA) bukan sepenuhnya kesalahan suporter Persebaya (bonekmania, red).

Untuk itu, kata dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tidak akan membayar kerugian kerusakan KA yang dianggap dirusak oleh Bonekmania ketika mengangkut suporter dari Bandung ke Surabaya.

Menurut dia, Pemkot tidak mau bertanggungjawab karena anggaran yang dikeluarkan untuk mengganti kerugian ulah suporter akan diminta pertanggungjawabannya.

"Semua harus ada keterangan, apa saja dan berapa anggaran yang dikeluarkan. Uangnya ada, tapi kalau dikeluarkan yang bukan untuk haknya, saya bisa digeruduk dan diperiksa," katanya.

Namun, lanjut dia, pihaknya siap mengganti kerusakan yang ada asalkan itu benar-benar dilakukan bonek. Pemkot juga akan mengganti biaya perawatan bagi bonek yang mengalami luka dan santunan kepada keluarga korban meninggal.

Bahkan, dijelaskan Bambang, bahwa kepulangan bonek ke Surabaya bukannya tanpa membayar tiket melainkan telah disubsidi pemkot.

"Saya sudah minta ke Pak Wastomi Suheri (Koordinator Yayasan Suporter Surabaya) untuk membayar tiket kereta api ke PT KA," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010