Moskow (ANTARA News) - Libya telah menandatangani perjanjian untuk membeli senjata Rusia senilai hampir dua miliar dolar, kata Perdana Menteri Vladimir Putin seperti dikutip oleh kantor-kantor berita Rusia, Sabtu.

"Kemarin (Jumat), kontrak senilai 1,3 miliar euro (1,8 miliar dolar AS) telah ditandatangani. Kontrak itu tidak hanya melibatkan senjata api," kata Putin sebagaimana dikutip oleh kantor berita Ria Novosti dan Interfax.

Putin berbicara setelah pertemuan dengan pemimpin pabrik Izhmash, yang membuat senapan Kalashnikov.

Beberapa pejabat Rusia mengatakan awal pekan ini bahwa pembicaraan sedang berlangsung dengan Menteri Pertahanan Libya Younes Jaber di Moskow mengenai penjualan senjata Rusia itu.

Perdana menteri Rusia itu tidak menyebutkan secara khusus tipe senjata atau peralatan militer yang dibutuhkan dalam perjanjian tersebut.

Tetapi seorang sumber diplomatik Rusia memberitahu Interfax Selasa bahwa Libya ingin mendapatkan 20 pesawat tempur, sedikitnya dua sistem pertahanan udara S-300, beberapa puluh tank T-90C dan senjata lain.

Moskow dan negara Afrika utara itu telah menikmati hubungan erat pada saat Perang Dingin, dan banyak arsenal Rusia dibeli dari Uni Soviet dalam beberapa tahun terakhirnya.

Moskow dan Tripoli telah meningkatkan kontak mereka dalam beberapa tahun belakangan. Pada 2008 pemimpin Libya Moamer Gaddhafi mengunjungi ibukota Rusia itu dalam kunjungan pertamanya ke Moskow sejak 1980-an, demikian AFP. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010