Jakarta,(ANTARA News) - Mantan Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Ahmad Syafi`i Ma`arif menilai pemerintah saat ini menunjukkan gejala mati rasa terhadap berbagai persoalan. Untuk memperbaikinya dia berharap pemerintah segera mulai mendengarkan suara masyarakat.

"Saya takut nanti ada kemarahan masyarakat," kata Syafi`i Ma`arif dalam diskusi di Jakarta, Senin, menanggapi berbagai persoalan ketimpangan dalam masyarakat.

Persoalan itu, antara lain pemberian fasilitas mobil mewah kepada anggota Kabinet Indonesia Bersatu II senilai Rp1,2 miliar, kemudian membangun pagar istana Rp22,5 miliar, rencana kenaikan gaji pejabat sebesar 20 persen, rencana pembelian pesawat kepresidenan, sementara di sisi lain pemerintah justru akan menaikan tarif dasar listrik golongan menengah dan industri.

"Saya takut nanti ada apa-apa," kata Syafi`i dengan lugas.

Dia mencontohkan heboh kasus Bibit-Chandra telah membuat masyarakat marah meskipun kemarahan itu masih melalui jejaring dunia maya. Begitu juga kasus koin Prita, kata dia, yang menunjukkan bagaimana masyarakat bisa sangat jengkel dan memiliki efek yang begitu hebat.

Karena itu, kata dia, pemerintah Presiden SBY-Boediono saat ini diharapkan benar-benar mau memperhatikan suara masyarakat.

"Pemerintah harus memasang telinganya ke bumi," kata Syafi`i.

Dia menegaskan bahwa yang disampaikannya bukan dengan maksud kebencian namun karena sayang akan Bangsa Indonesia. Menurut dia, periode kedua pemerintahan SBY terlihat kurang dinamis.

Ia menjelaskan, pada periode pertama pemerintahan SBY terlihat dengan jelas sosok Wapres Jusuf Kalla (JK)yang bisa mendinamiskan pemerintahan.

JK menurut Syafi`i berani membuat terobosan yang tidak populer namun hal itu penting dilakukan bangsa ini.

"Pemimpin perlu terobosan-terobosan. Ini kita harus cepat lakukan perubahan. Kalau tidak kita ketinggalan," katanya.(J004/A024)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010