Jakarta (ANTARA News) - Perwakilan Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri menyatakan, pertemuan sejumlah mantan perwira tinggi TNI AD bersama beberapa tokoh nasional lainnya di Kantor PP Muhammadiyah, Senin siang, tidak membahas isu pemakzulan Presiden Yudhoyono dan Wapres Boediono.

Ia mengatakan, pertemuan tersebut secara umum hanya merupakan forum sumbang saran dan keprihatinan atas berbagai persoalan kebangsaan yang mencuat akhir-akhir ini.

"Ini pertemuan antarperorangan dari komponen organisasi, termasuk purnawirawan TNI, kemudian PP Muhammadiyah, NU, SOKSI, dan sebagainya. Apa yang dibahas, ya masalah keprihatinan bangsa," kata Kiki kepada wartawan seusai pertemuan.

Meski begitu, lanjut Kiki, ada kesamaan pandangan dari para peserta pertemuan agar jangan sampai isu pemakzulan tersebut bisa berimbas pada perpecahan bangsa.

Ia mengatakan, semua yang terlibat dalam pertemuan melihat adanya skenario yang berkembang bahwa bisa terjadi pemakzulan. "Tetapi kalau cuma pemakzulan itu kan masih dalam parlementer. Tapi kalau sampai ada gerakan seperti itu yang di luar konstitusi, itu yang lebih bahaya," tutur Kiki.

Ia menuturkan, potensi perpecahan bangsa terkait isu Bank Century memang sudah terlihat dan dikhawatirkan dapat dimanfaatkan kelompok separatis untuk mencari peluang memecah belah. "Potensi itu ada," kata dia menambahkan.

Karena itu, pemimpin-pemimpin negara ini harus segera mengambil sikap tegas agar persoalan tidak semakin melebar dan berlarut-larut. "Pemimpin bangsa ini harus selesaikan masalah ini," ucap Kiki.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut, sejumlah tokoh antara lain Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, ekonom Kwik Kian Gie, mantan anggota DPR Ali Mochtar Ngabalin, mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan Khofifah Indar Parawansa, hingga mantan KSAD Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu dan mantan Kepala Staf Komando Keamanan dan Ketertiban (Kaskopkamtib) Jenderal TNI (Purn) Widjojo Soejono

Para peserta pertemuan sepakat merumuskan kelompok ini sebagai Gerakan Penyelamatan Bangsa, dan segera membentuk tim kecil untuk merumuskan petisi dari kelanjutan pertemuan-pertemuan ini.

Tim tersebut terdiri atas Kiki Syahnakri (PPAD), Syamsul Muarif (SOKSI), Ma`mun Murod Al Barbasy (Muhammadiyah), Ali Mochtar Ngabalin dan Syaeful Bachri Anshori (NU), serta Chusnul Mariyah (UI).(R018/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010