Lebak (ANTARA News) - Jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Lebak, Banten, sejak Januari 2010 mencapai 13 orang dan satu di antaranya meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Adjidarmo Rangkasbitung.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, H Maman Sukirman, Rabu, mengatakan, pihaknya saat ini mewaspadai penyebaran penyakit DBD sehubungan curah hujan relatif tinggi dalam beberapa pekan terakhir ini.

Selama musim hujan sangat berpotensi berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti sebagai pembawa virus DBD yang mematikan itu. Nyamuk tersebut lebih suka berkembang pada genangan-genangan air bersih yang secara langsung tidak menyentuh tanah.

Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan juga menggerakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan mengubur, menguras, dan menutup barang-barang bekas serta pemberian abatesasi.

"Kegiatan seperti itu, selain efektif juga biaya sangat murah untuk memutuskan mata rantai penularan DBD, karena jentik nyamuk aedes aegefty mati," katanya.

Menurut dia, selama ini penyemprotan yang dilakukan petugas kesehatan hanya membunuh nyamuk dewasa saja, sedangkan jentik nyamuk masih hidup.

Karena itu, gerakan PSN dengan mengubur, menutup, dan menguras kamar mandi serta pemberian abatesasi bisa membunuh jentik nyamuk.

Sebagian besar penderita DBD warga yang tinggal di permukiman padat penduduk sekitar perkotaan, karena kurang menjaga kebersihan lingkungan sehingga dapat menimbulkan berkembangbiaknya nyamuk DBD.

"Saya minta warga tetap waspada DBD karena curah hujan sampai Maret mendatang," jelasnya.

Di tempat terpisah, sejumlah warga Rangkasbitung diminta pemerintah daerah lebih proaktif memberantas penyebaran penyakit DBD karena saat ini banyak warga yang terserang DBD.

Bahkan, seorang anak warga BTN Narimbang Rangkasbitung, meninggal dunia akibat serangan DBD.

"Kami berharap pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan lebih proaktif dan serius mengatasi penyebaran penyakit DBD sehingga tidak menyerang warga lainya," kata Tini Suprihartini (45) warga Kelurahan Muara Ciujung Timur, Rangkasbitung.

Sementara itu, Kepala Bagian Rekam Medik Rumah Sakit Misi Rangkasbitung, Ignatius Darya, mengatakan, pasien DBD yang dirawat di sini mencapai tiga orang dan kondisinya kini sudah membaik setelah trombosit darahnya kembali naik.

"Saya kira jika pasien DBD cepat dilarikan ke rumah sakit dipastikan nyawanya bisa tertolong," katanya.(PK-MSR/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010