Samarinda (ANTARA News) - Belasan massa Front Pembela Islam (FPI) mendatangi Markas Polisi Sektor Kota (Mapolsekta) Samarinda Utara, Kalimantan Timur (Kaltim), Minggu malam.

Kedatangan belasan anggota FPI dan warga Sempaja Samarinda Utara tersebut, buntut pemukulan yang dilakukan seorang pegulat terhadap seorang warga di Stadion Madya Sempaja, Minggu petang.

"Kasus ini bermula dari aksi saling ejek antara pegulat dengan warga yang sedang bermain bola di lapangan Stadion Madya Sempaja," ungkap Kapolsekta Samarinda Utara, Ajun Komisaris Bambang Budiyanto, Rabu malam.

Sebelum ke Mapolsekta Samarinda Utara, belasan anggota FPI bersama warga sempat mendatangi Hotel atlit di Stadion Sempaja untuk mencari pelaku pemukulan tersebut.

Selain sempat merusak Pos keamanan Stadion Sempaja, massa juga memukul seorang satpam bernama Hendra.

"Sebenarnya, FPI tidak ada kaitan dengan masalah ini. Kebetulan, saja, korban pemukulan itu yakni Syahrani adalah ponakan dari panglima FPI sehingga beberapa anggota FPI datang mengantar korban melaporkan kejadian itu. Mereka (FPI dan warga) hanya meminta agar masalah ini diusut tuntas dan pelakunya segera ditangkap," kata Bambang Budiyanto.

Kapolsekta Samarinda Utara itu berjanji, akan tetap memproses kasus itu dan segera menangkap pelakunya.

"Walaupun ada upaya damai namun kasus ini akan tetap kami proses. Masalah pengrusakan Pos Satpam Stadion Sempaja itu juga telah dilaporkan pengelola stadion ke Poltabes Samarinda," ungkap Kapolsekta Samarinda Utara tersebut.

Dari pantauan, hingga Senin dinihari beberapa pengelola Stadion Madya Sempaja terlihat berada di Mapolsekta Samarinda Utara.

Satpam Stadion Madya Sempaja yang menjadi korban pemukulan warga juga terlihat menjalani pemeriksaan, terkait aksi penganiayaan yang dialaminya.

Beberapa petugas kepolisian mengungkapkan, sempat terjadi ketegangan antara warga dengan salah satu ormas (organisasi kemasyarakatan), buntut penyerangan sekelompok massa itu ke Stadion Sempaja.

"Massa dua kubu sempat saling menungggu untuk melakukan penyerangan, namun tokoh kedua kelompok itu akhrnya bisa menahan diri dan menyerahkan masalah ini ke polisi," ungkap seorang petugas kepolisian di Polsekta Samarinda Utara. (Ant/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010