New York (ANTARA News) - Badai salju yang beberapa hari terakhir menghantam dan melumpuhkan kegiatan di ibukota Amerika Serikat, Washington DC, serta beberapa negara bagian lainnya di wilayah timur AS, memaksa New York bersiap diri menghadapi badai serupa yang diperkirakan akan terjadi sepanjang Rabu waktu setempat.

Televisi-televisi lokal di New York pada Selasa ramai memberitakan kemungkinan datangnya badai salju maupun tentang berbagai antisipasi di kota berpenduduk terpadat di AS itu.

Sejak Selasa pagi, program prakiraan cuaca di televisi terus melaporkan berbagai perkembangan terakhir dengan antara lain menyebutkan bahwa badai salju akan menggeluti New York mulai Rabu dini hari hingga Rabu malam.

Stasiun televisi WCBS bahkan menyatakan akan melakukan laporan secara langsung dari lapangan pada Rabu pukul 04.30 dinihari, yaitu saat-saat salju diperkirakan mulai mengguyur New York.

Suhu udara di kota New York dan sekitarnya pada Rabu dan Kamis (11/2) diperkirakan akan berada di kisaran 1 hingga -7 derajat Celcius sementara ketinggian salju akan berkisar antara 10 hingga 16 inci (25,4 hingga 40,6 sentimeter).

Kantor Walikota New York pada Selasa sore mengumumkan bahwa semua sekolah umum di Kota New York sepanjang Rabu akan ditutup karena adanya kemungkinan badai salju.

Walikota New York, Michael Bloomberg, mengatakan keputusan penutupan sekolah itu dilakukan agar orangtua para murid mempunyai alternatif kegiatan lainnya jika badai salju melumpuhkan New York pada Rabu.

Namun, Bloomberg mengatakan kantor-kantor pemerintah kota akan tetap buka pada Rabu dan para pegawai negeri terap harus masuk bekerja.

Menurut laporan WCBS, penutupan sekolah pada Rabu akan berlaku terhadap sekitar 1.400 sekolah umum dan dengan demikian akan ada 1,1 juta anak sekolah yang diliburkan hari itu.

Libur sekolah karena badai salju di New York sangat jarang dilakukan. Penutupan terbaru terhadap sekolah di New York karena badai salju terjadi pada 2 Maret 2009 lalu dan 28 Januari 2004.

Pemerintah Kotamadya New York juga harus bekerja keras untuk membersihkan jalan jika badai salju terjadi.

Dinas Kebersihan telah menyiapkan 100.000 ton garam pencair salju, 365 mesin penabur garam serta 1.600 mesin pengeruk salju.

Di New York --yang kerap disebut `kota tak pernah tidur`-- tidak hanya sekolah-sekolah yang diliburkan karena kemungkinan badai salju.

Perserikatan Bangsa-Bangsa, organisasi dunia yang beranggotakan 192 negara dan bermarkas di kawasan Manhattan, New York, juga meliburkan kegiatan dan persidangan pada Rabu.

"Berhubung cuaca buruk, gedung PBB resmi tutup besok. Tidak ada kegiatan yang bisa diliput media," kata Walter Pinn dari kantor pelayanan media PBB.

Bagi Washington DC, badai salju pada Rabu akan merupakan kedua kalinya yang terjadi dalam satu minggu.

Menurut laporan media, kantor-kantor pemerintahan di Washington pada Rabu juga akan ditutup.

Badai yang melanda Washington sebelumnya mengakibatkan timbunan salju setinggi 18 hingga 32 inci (45,7 hingga 81,3 sentimeter).

Badai salju di ibukota negara itu juga mengakibatkan terputusnya aliran listrik hingga berdampak kepada ribuan orang serta hampir total melumpuhkan layanan transportasi, terutama bus dan kereta bawah tanah.(K-TNY/A024)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010