Bojonegoro (ANTARA News) - Pemblokiran jalan masuk ke kawasan migas Blok Cepu, di Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis pukul 14.00 WIB, berakhir, demikian Ketua Asosiasi Warga Banyu Urip Peduli Amdal, Supolo, Kamis.

"Warga yang berada sekitar kawasan migas Blok Cepu yang mengalami keracunan gas H2S (Hidrogen Sulfida) sudah mencapai kesepakatan dengan operator minyak Blok Cepu," kata Supolo.

Dia menjelaskan, tiga titik akses masuk ke gas oil separation plant (GOSP) dan lapangan minyak Banyu Urip di Desa Mojodelik, Kecamatan Ngasem, yang diblokir puluhan warga Ngasem telah dibuka kembali.

Menurutnya, dari hasil negosiasi dengan Mobil Cepu Limited (MCL), muncul kesepakatan kompensasi yang diberikan besarnya untuk ring I, radius 500 meter dari GOSP, besarnya dewasa Rp250 ribu per jiwa dan anak-anak Rp100 ribu per jiwa.

Untuk ring II di luar 500 meter dari GOSP, mendapatkan kompensasi dewasa Rp100 ribu per jiwa dan anak-anak Rp50 ribu per jiwa. "Kami meminta pemberian kompensasi jangan sampai lebih dari satu tahun," jelasnya.

Supolo mengaku, pertemuan negosiasi dilakukan tertutup di sebuah rumah makan di Desa Banjarejo, Kecamatan Padangan di mana MCL diwakili Goverment Relation Field Coordinator MCL, Rexi Mawardijaya.

Pemblokiran jalan masuk kawasan Blok Cepu tersebut, sempat mengkhawatirkan berbagai pihak, karena mengancam berhentinya produksi minyak Blok Cepu yang produksinya mencapai 20 ribu barel per hari.

Eksternal Relation Manager MCL Deddy Afidick mengaku, pemberian kompensasi langsung secara tunai kepada warga memang sulit direalisasikan.

"Kita sepakati kompensasi diberikan dengan cara sosialisasi," katanya.

Dalam beberapa hari ini, warga Desa Gayam, Brabowan, Ringgintunggal dan Begadon, Kecamatan Ngasem, menuntut MCL memberikan kompensasi, menyusul kejadian ratusan warga yang mengalami keracunan gas H2S, dengan gejala pusing, mual, muntah-muntah, dan lemas. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010