Seoul (ANTARA News/AFP) - Korea Utara mengatakan Sekjen PBB Ban Ki-moon, Kamis mengirim satu pesan pribadi kepada Kim Jong Il, sebagai satu usaha diplomatik yang meningkat untuk membawa Pyongyang kembali ke perundingan perlucutan senjata nuklir.

Kim "menerima satu pesan lisan dan satu kado dari sekjen PBB", kata kantor berita KCNA (Korean Central News Agency).

KCNA mengatakan pesan itu disampaikan oleh wakil Sekjen PBB urusan politik Lynn Pascoe kepada Kim Yong Nam, pemimpin nomor dua negara komunis itu, tetapi tidak merinci lebih jauh.

Pascoe, yang membicarakan masalah-masalah nuklir dan kemanusiaan dalam kunjungan empat hari di Korea Utara (Korut) itu, adalah pejabat tertinggi PBB pertama yang mengunjungi negara itu sejak tahun 2004.

Di Beijing, para perunding nuklir China sedang melakukan pertemuan dengan sejawat-sejawatnya dari Korut untuk hari ketiga tetapi dilaporkan tidak banyak membuat kemajuan.

Korut mengundurkan diri dari perundingan enam negara menyangkut perlucutan senjata nuklir April lalu dan melakukan uji coba senjata atom keduanya pada bulan berikutnya, dan tindakan itu mendapat sanksi-sanksi lebih berat oleh PBB.

Korut menegaskan sanksi-sanksi ini harus dicabut sebelum perundingan itu dimulai kembali, dan juga menginginkan komitmen AS untuk melakukan perundingan tentang satu perjanjian perdamaian yang permanen.

Kantor berita Korea Selatan (Korsel) Yonhap mengatakan Korut tetap berpegang pada sikapnya dalam perundingan di Beijing dan menolak imbauan-imbauan China untuk kembali dalam perundingan itu terlebih dulu dan mencabut syarat-syarat kerasnya.

China menjadi tuan rumah perundingan enam negara sejak tahun 2003 , yang juga termasuk Korsel, Jepang, Amerika Serikat dan Rusia dan dianggap sebagai sebuah negara yang punya pengaruh besar terhadap tetangganya itu.

Beijing adalah satu-satunya sekutu resmi penting Pyongyang. Negara itu adalah mitra dagang utamanya dan pemasok utamanya bagi makanan dan minyak yang sangat dibutuhkan.

Kedua negara itu, Kamis sedang berusaha untuk mempersempit perbedaan mengenai bantuan ekonomi , kata Yonhap mengutip pernyataan satu sumber diplomatik.

Pasukan PBB yang dipimpin AS berperang membantu Korsel dan China mendukung pasukan Korut dalam perang tahun 1950-1953, yang berakhir hanya dengan satu gencatan senjata.

Korut mengatakan pihaknya membangun persenjataan atomnya untuk menangkal agresi pasca perang AS dan harus ada satu perjanjian perdamaian resmi sebelum program nuklir itu dihentikan.

Tetapi Jepang dan Korsel, yang mengulangi sikap AS mengemukakan kepada Korut, Kamis Korut harus kembali ke perundingan itu tanpa syarat.

Kedua negara itu "memiliki pandangan yang sama yaitu Korut harus terlebih dulu kembali pada perundingan enam negara dan harus ada kemajuan dalam denuklirisasi," kata Menlu Korsel Yu Mung Hwan setelah melakukan diskusi-diskusi dengan sejawatnya dari Jepang Katsuya Okada.

China, Sabtu lalu mengirim pejabat senior partai komunis Wang Jlarui ke Korut dalam usaha membujuk negara itu kembali ke perundingan enam negara itu. Ia bertemu dengan Kim, yang menegaskan kembali komitmennya yang secara prinsip setuju Semenanjung Korea bebas senjata nuklir tetapi tampaknya tidak memberikan jaminan untuk kembali ke perundingan itu.

(Uu.H-RN/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010