Jakarta (ANTARA News) - Banjir Kanal Timur (BKT) mampu mengurangi banjir yang melanda di sejumlah wilayah di Jakarta, mengingat proyek tersebut telah terhubung ke laut, kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane Pitoyo Subandrio, di Istana Wapres Jakarta, Rabu.

"Keberadaan BKT ternyata mampu mengurangi lamanya banjir yang melanda pemukiman penduduk. Kalau dulu banjir bisa terjadi selama tiga hari kini hanya 14 jam," kata Pitoyo kepada pers usai menemui Wapres Boediono untuk melaporkan hasil perkembangan BKT dan banjir di sejumlah wilayah Jakarta.

Menurutnya, sekalipun pembangunan proyek BKT belum 100 persen tuntas, tapi keberadaannya sudah mampu mengurangi lamanya banjir di sejumlah pemukiman, tidak saja yang berada di tepi sungai tapi juga wilayah yang jauh dari sungai.

Dari hasil pamantauan sejumlah lokasi banjir beberapa hari lalu, masyarakat menyambut positif keberadaan BKT, karena banjir sudah tidak terjadi lagi dalam jangka waktu lama.

"Tapi masalah lainnya yang muncul setelah banjir hilang adalah, mengapa bantuan pangan datang sangat terlambat," katanya.

Untuk menyelesaikan pembangunan BKT hingga 100 persen, kontraktor proyek akan merampungkan lebar tembusan ke sungai hingga Juni 2010 .

Sejumlah tembusan ke sungai BKT masih mempunyai lebar rata-rata 15 meter, padahal dari rencana awal lebar tembusan mencapai 75 meter hingga 100 meter.

Sejumlah tembusan BKT hingga ke laut antara lain, Malau Jaya, Pondok Kopi, persilangan Jl Bekasi Raya, bekas Jl Inspeksi RS Duren Sawit, Cipinang Besar, hingga ujung Marunda.

Untuk perluasan lebar sungai BKT, tegas Pitoyo, Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane tidak pernah menggusur tempat tinggal warga yang tinggal di tepi sungai.

"Kami tegaskan bahwa tidak pernah ada penggusuran, tapi kita memindahkan warga yang terkena proyek ke rumah susun yang kita sediakan," tegasnya.
A025/A033/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010