Beirut (ANTARA News) -  Siapa sangka puluhan ulama dari dua sekte Sunni dan Syiah di Lebanon dapat duduk bersama dengan santai berbicara perdamaian dan persatuan umat bersama Dutabesar RI untuk Lebanon, Bagas Hapsoro belum lama ini di Beirut.

Menjelang berakhir masa tugasnya sebagai Duta Besar RI untuk Lebanon, Bagas Hapsoro diterima oleh pimpinan organisasi dan para ulama dari dua aliran besar di Lebanon, Sunni dan Syiah di markas Liga Ulama Lebanon.

Liga Ulama bersama dengan Grand Mufti Lebanon (Kementerian Agama) merupakan partner Indonesia dalam merealisasikan kegiatan bilateral interfaith dialogue kedua negara, yang telah dirintis sejak tahun 2008.

Perpisahan Dubes RI yang segera kembali ke Jakarta untuk mengisi pos sebagai Wakil Sekjen ASEAN ini berlangsung khidmat dan penuh dengan pembicaraan-pembicaraan kilas balik tentang apa yang telah dilakukan serta rencana kedua pihak ke depan.

Ketua Liga Ulama Sheikh Ahmad Maulana Zein menekankan harapan besarnya agar Indonesia dapat terus membantu menumbuhkan bibit-bibit perdamaian di Lebanon dengan membuka forum dialog antara sekte-sekte keagamaan.

”Indonesia didengar tidak hanya di Lebanon, tetapi juga di dunia internasional, karena negara Anda bicara berdasarkan pengalaman nyata sebagai sebuah negara besar yang berhasil mengelola kemajemukan multi-agama dan keyakinan,” kata Sheikh Maulana Zein, ulama sunni terpandang di Lebanon.

Ia menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada bangsa Indonesia atas inisiatif penyelenggaraan Interfaith Dialogue pada tahun 2008 lalu.

”Liga Ulama Lebanon satu visi dengan umat Islam di Indonesia dalam mewujudkan persatuan dan memperkecil jurang perbedaan dalam rangka menunjukkan Islam Rahmatallil ’alamin," katanya.

Pada hari yang sama, Dubes RI juga dijamu oleh Mufti Islam Syiah Lebanon, Sheik Abdul Amir Kabalan. Tokoh berpengaruh inipun menyatakan kesiapan pihaknya untuk melanjutkan kerjasama dan hubungan dengan Indonesia termasuk siap berpartisipasi dalam Interfaith Dialogue Jilid II di Indonesia.

“Bangsa Indonesia bagaikan saudara tua kami, karena merupakan negara dengan mayoritas muslim moderat dan selalu mendukung isu-isu perdamaian dan keadilan terutama dalam menghadapi agressor seperti Israel,” kata Sheikh Kabalan.

Baik Dubes dan tokoh-tokoh yang ditemui sepakat bahwa saat ini Ormas-ormas non-Pemerintah memainkan peran cukup signifikan dalam rangka ikut membantu peningkatan hubungan bilateral kedua negara.

Dubes sangat menghargai upaya Liga Ulama Lebanon dan Nahdhatul Ulama Indonesia yang telah meretas jalan awal terjalinnya hubungan P to P (people to people) antara Lebanon dan Indonesia.

Kedua negara pada tahun 2008 lalu telah menyelenggarakan Inter-faith Dialogue di Beirut – Lebanon. Acara yang diikuti oleh tokoh-tokoh lintas agama dari Indonesia dan Lebanon ini mendapat banyak sorotan dan penghargaan positif dari Pemerintah tuan rumah.

Bahkan delegasi Indonesia yang beranggotakan pimpinan dari berbagai organisasi agama di Indonesia seperti NU, Walubi, PGI, HAK KWI dan Ma’arif Institute telah dijamu oleh Perdana Menteri Lebanon Fouad Siniora. Rencananya Indonesia akan kembali menggelar Inter-faith Dialogue Jilid II di Indonesia. (*)

Laporan dari Ahmad Syofian - KBRI Beirut

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010