Teheran (ANTARA News ) - Angkatan laut Iran Jumat meluncurkan di Teluk, kapal perusak buatan dalam negeri pertamanya dalam upacara yang dihadiri oleh pemimpin tertinggi dan sekaligus panglima tertinggi Ayatullah Ali Khamanei, lapor media.

"Angkatan laut Iran Jumat melakukan pelepasan destroyer yang dipandu rudal yang dirancang dan dikembangkan oleh pribumi pertama `Jamaran` di Teluk Persia," lapor Press TV berbahasa-Inggris Iran.

Kapal itu memiliki berat sekitar 14.000 ton dan diperlengkapi dengan radar modern dan kemampuan perang elektronik, kata laporan tersebut.

"Jamaran, kapal pemburu untuk banyak misi, dapat membawa 120-140 personil di atasnya dan dipersenjatai dengan bermacam rudal anti-kapal dan permukaan-ke-udara dengan kecepatan tertinggi mencapai 30 knot dan mempunyai sebuah landasan helikopter," laporan itu menambahkan. "Kapal itu juga diperlengkapi dengan torpedo dan meriam angkatan laut modern."

Televisi negara juga menunjukkan gambar kapal itu dan upacara di mana kapal itu diluncurkan oleh Khamanei yang diapit oleh sejumlah komandan penting militer Iran.

Banyak dari peralatan angkatan laut Iran berasal dari sebelum revolusi Islam 1979 dan buatan AS. Sejak revolusi, Teheran telah membeli sejumlah kapal selam buatan Rusia.

Dalam setahun terakhir angkatan laut Iran telah melakukan sejumlah misi di Teluk Aden dan lepas pantai Somalia tempat mreka bertugas untuk mengawal kapal dagang dan tanker minyak Iran.

Teheran kini sedang memperkaya uranium, yang banyak negara Barat dan Israel khawatirkan merupakan langkah ke arah pembuatan bom atom. Teheran menolak tuduhan itu, dan mengatakan program nuklirnya sepenuhnya damai.

Pada Kamis, badan pengawas atom dunia menyampaikan keprihatinan bahwa Iran mungkin telah berupaya untuk mengembangkan hulu ledak nuklir. Pada Jumat, Iran mengesampingkan keprihatinan itu sebagai "tak berdasar".

Iran mendapat sanksi PBB karena gagal memenuhi resolusi Dewan Keamanan yang minta agar negara itu menghentikan pengayaan. Baik AS maupun Israel tidak mengesampingkan aksi militer jika Iran pada akhirnya tidak memenuhi resolusi itu.
(S008/B010)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010