Khartoum (ANTARA News/Reuters) - Beberapa jam sebelum disepakatinya gencatan senjata, pasukan Sudan bentrok dengan kelompok pemberontak Darfur, Gerakan Keadilan dan Kesetaraan (JEM).

Sumber JEM dan PBB, Minggu, menyebutkan, kontak senjata tersebut pecah sebelum kedua pihak menandatangani perjanjian yang meretas jalan menuju perdamaian.

JEM menyebutkan, pihaknya meladeni serangan militer Sudan di wilayah Sirba dan Seleia, Darfur Barat, Sabtu sore.

Namun militer Sudan membantah laporan tersebut seraya menegaskan bahwa pihaknya tidak terlibat dalam serangan apapun.

Pertempuran apapun tidak akan merusak gencatan senjata yang sudah diumumkan Sudan dan JEM di ibukota Chad, N`Djamena Sabtu malam.

Para pemimpin Sudan dan JEM akan meratifikasi gencatan senjata dan "perjanjian kerangka kerja" yang memuat syarat-syarat bagi negosiasi di Doha, Qatar, Selasa.

Kedua pemimpin juga berjanji mencapai kesepakatan perdamaian mereka yang terakhir pada 15 Maret 2010.

Reuters mengatakan, sulit mendapatkan konfirmasi lengkap tentang kontak senjata yang terjadi Sabtu lalu itu.

Sumber-sumber internasional di Darfur Barat mengatakan pasukan pemerintah menutup jalan-jalan di kawasan itu.

Seorang pejabat PBB membenarkan adanya bentrokan Sabtu namun ia tidak bisa menjelaskan siapa yang menyerang dan siapa yang menang.

Sehari sebelumnya, Pemerintah Sudan Omar Hassan al-Bashir telah menandatangani perjanjian dengan JEM Darfur yang akan membantu penyelesaian konflik di wilayah barat negara itu.

JEM dan pemberontak Darfur, Tentara Pembebasan Sudan (SLA), menentang pemerintah Sudan pada 2003. Mereka menuduh Khartoum membiarkan wilayah barat Sudan dipinggirkan dan tak berkembang.

PBB memperkirakan 100.000 orang telah tewas karena krisis di Darfur dalam tujuh tahun terakhir tapi Sudan membantah jumlah itu.

Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag telah pun mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Bashir tahun lalu.

Ia didakwa melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di wilayah itu. (R013/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010