Pretoria (ANTARA News) - Afrika Selatan bekerja sama dengan agen internasional seperti Interpol dan FBI untuk memperkecil ancaman serangan teror selama Piala Dunia (PD), hal itu dikatakan oleh pemimpin tertinggi kepolisian hari Minggu.

"Tidak ada yang memberitahu kami akan adanya resiko terorisme tetapi sangat bodoh untuk mengatakan kita tidak dapat melihatnya, bila kita tidak dapat bekerja keras supaya itu tidak terjadi," kata Komisaris Polisi Bheki Cele kepada Reuters.

"Dunia intelejen bertemu dengan agen intelejen besar lain, kami menerima saran dan kami bertemu mereka, terutama Amerika. Kami bekerja erat dengan FBI," kata dia.

Menurut Cele, menyebut Afrika Selatan sebagai negara penuh kekerasan itu tidak adil. Dia berpendapat Brasil, tuan rumah PD 2014 dan Olimpiade 2016 memiliki lebih banyak masalah kriminal.

Kritikus mengatakan, tingkat kriminalitas yang tinggi akan menjadi penghalang bagi suporter dari negara lain pada PD Juni mendatang.

Statistik resmi menunjukkan lebih dari 18.000 orang dibunuh di Afrika Selatan dalam 12 bulan sejak Maret 2009. Kira-kira 50 orang setiap hari. Melebihi Amerika Serikat yang memiliki populasi enam kali lebih banyak.

Cele yang diangkat tahun lalu mengatakan bodoh bila menganggap kejahatan bukan masalah, tetapi menambahkan polisi tidak mendapat penghargaan atas keberhasilan mereka dalam mengurangi angka pembunuhan dalam enam tahun terakhir.

Sebanyak 41.000 polisi akan diterjunkan untuk mengamankan PD dan 1.3 juta rand (170.1 juta dolar) dihabiskan untuk operasi dan peralatan. Seperti helikopter baru, pesawat dan meriam air.

"Dua minggu yang lalu saya di Lyon bertemu dengan sekretaris jenderal Interpol. Mereka banyak memberi koordinasi mengenai masalah. Mereka mengirim orang-orang untuk bekerja bersama kami," kata dia. Afrika Selatan memiliki catatan panjang sebagai tuan rumah acara politik dan olahraga.

"Sejarah ada di pihak kami, 140 peristiwa penting yang diadakan di Afrika Selatan, disusun dan dilindungi dengan baik oleh polisi," kata Cele.

Meskipun tidak pada skala yang sama dengan final PD 2010. Termasuk PD Rugbi 1995, PD Kriket 2003 dan kejuaraan sepak bola African nations Cup 1996.

Pemerintah Afrika Selatan dan panitia PD mengatakan, pendukung akan aman dan media asing tidak adil atas kritikan mereka mengenai kejahatan.

Menurut Cele tidak ada statistik resmi internasional untuk membandingkan kejahatan di negara berbeda. Namun Brasil akan menghadapi lebih banyak masalah saat menjadi tuan rumah PD dan Olimpiade.

"Saya ingin mengatakan kejahatan di Brasil lebih buruk. Saya pikir itu satu-satunya negara dimana helikopter ditembak oleh penjahat. Biasanya helikopter ditembak dalam medan perang," kata Celle.

Merujuk pada kejadian helikopter polisi yang ditembak jatuh oleh tersangka penyelundup obat di Rio de Janeiro bulan Oktober.

Celle menertawakan pemasaran dari berbagai bentuk pelindung pribadi. Seperti rompi pelindung yang dikeluarkan perusahaan Inggris kepada pendukung.

"Saya ingin tahu berapa uang yang mereka keluarkan untuk proyek itu? Bila mereka itu perusahaan, auditor atau pemegang saham mereka akan memecat mereka, sebab tidak ada yang akan membelinya," kata dia.(ENY/A024)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010