Jakarta (ANTARA News) - Pengamat Ekonomi Umar Juoro memperkirakan industri manufaktur pada 2010 ini hanya tumbuh di bawah dua persen.

"Tahun 2010, industri manufaktur sulit tumbuh. Kita lihat barang-barang semua dari China, serbuan barang China ini membuat manufaktur sulit tumbuh," katanya di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan, meski perdagangan dunia akan tumbuh membaik seiring dengan perbaikan perekonomian dunia, namun hal itu belum memicu pertumbuhan industri di tanah air, sebab meski ekspor tumbuh tapi akan terjadi peralihan yang cukup kuat.

"Dengan serbuan dari China, mereka yang sebelumnya memproduksi, kini mungkin lebih memilih berdagang," katanya.

Sementara itu, menurut dia, industri yang akan tetap tumbuh baik di 2010 adalah industri kendarana bermotor dan semen. "Mereka tetap tumbuh baik, tapi kalau untuk mendorong seluruh industri tumbuh lebih dari dua persen, saya kira sulit," katanya.

Menurut dia, pemerintah bisa mendorong pertumbuhan industri lebih baik bila pemerintah membuat inesentif bagi industri yang lebih baik tanpa meganggu kesepakatan ACFTA.

Misalnya, untuk proyek-proyek milik pemerintah, diwajibkan semua bahan bakunya berasal dari industri dalam negeri. Apabila hal ini diterapkan maka perbankan juga tidak akan ragu mendukung industri karena ada jaminan dari pemerintah secara tidak langsung.

"Mekanisme ini tidak menyalahi ACFTA, ini `kan proyek-proyek pengadaan oleh pemerintah sendiri," katanya.

Sementara itu, Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Lukita Dinarsyah Tuwo mengatakan, pemerintah tetap optimis industri bisa tumbuh lebih baik pada tahun 2010 dibandingkan tahun 2009.

Menurut dia, pertumbuhan global yang membaik seiring dengan perbaikan ekonomi global juga turut mendorong permintaan global yang membaik. Alhasil, akan ada peningkatan ekspor untuk memenuhi permintaan global dan juga akan mendorong masuknya investasi.

"Kita tetap optimis industri manufaktur mampu tumbuh 4,2 persen di 2010 seperti skenario kita," katanya.

Ia menambahkan, industri manufaktur mulai bergerak membaik dan diharapkan kelak dapat juga menjadi mesin pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu ia mengatakan pada 2010 ini, pemerintah masih tetap mempertahankan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 persen. Pertumbuhan tersebut didukung oleh pertanian yang diperkirakan tumbuh 3,3 persen, pertambangan 2,0 persen, industri manufaktur 4,2 persen.

Sedangkan dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi tetap masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga yang diperkirakan tumbuh 5,2 persen, konsumsi pemerintah 10,8 persen, investasi 7,2 persen, ekspor 6,4 persen dan impor 9,2 persen. (T.M041/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010