Semarang (ANTARA News) - Hasil tes sampel darah Bilqis Anindya Passa, balita penderita "atresia bilier" dan ibunya, Dewi Farida (37), terkait pemeriksaan Epstein-Barr virus (EBV) yang dikirim ke Amerika Serikat dan Singapura, ternyata negatif.

"Kami baru saja mendapatkan informasi bahwa tes EBV `early antigen` (EA) dan `capsid antigen` (CA) Bilqis serta Dewi hasilnya negatif, baik dari AS maupun Singapura," kata penggagas Tim Cangkok Hati RSUP dr. Kariadi Semarang, Prof. dr. Soemantri saat dihubungi dari Semarang, Minggu.

Ia mengatakan, saat ini dirinya masih berada di Singapura melakukan pertemuan dan konsultasi dengan tim dari National University Hospital (NUH) Singapura, terkait dengan langkah-langkah operasi cangkok hati yang akan dilakukan terhadap Bilqis.

"Mereka sangat setuju dengan langkah-langkah yang kami sampaikan dan bersedia membantu sepenuhnya proses operasi cangkok hati, termasuk melakukan pengawasan dan memberikan masukan, itu dilakukan tanpa bayaran," katanya.

Berkaitan dengan hasil tes EBV yang negatif, ia mengakui, pihaknya merasa sedikit lega, mengingat EBV adalah virus yang sangat berbahaya dan dapat menimbulkan permasalahan setelah operasi, karena virus itu dapat merusak organ hati.

Namun, kata dia, pihaknya masih akan melengkapi proses vaksinasi terhadap Bilqis dan ibunya, untuk menghindari adanya virus-virus lain, seperti campak dan cacar air.

"Virus yang paling berbahaya memang EBV, namun kami tetap akan melengkapi vaksinasi agar proses operasi dapat berjalan dengan maksimal," kata Soemantri yang juga pakar darah tersebut.

Selain itu, pihaknya juga masih melakukan pemeriksaan ulang untuk melihat diameter pembuluh darah keduanya, karena pihaknya ingin benar-benar memastikan sebelum dilakukan operasi cangkok hati.

"Proses operasi cangkok hati harus dilakukan dengan hati-hati dan profesional, sehingga kami harus benar-benar memastikan kondisinya sebelum dilakukan operasi," katanya.

Ditanya tentang waktu operasi cangkok hati bagi Bilqis, ia mengaku, pihaknya telah mengoordinasikannya dengan Direktur RSUP dr. Kariadi, Hendriani S, untuk mengecek persiapan, termasuk yang bersifat non-medis dan pendukung lainnya, seperti laboratorium, bahan kimia, dan sterilitas.

"Kalau waktunya saya tidak dapat memutuskan, namun yang jelas akan dilakukan dalam waktu dekat, mengingat tes EBV keduanya (Bilqis dan ibunya, red.) menunjukkan hasil negatif," kata Soemantri.

Sebelumnya diwartakan, tim cangkok hati terus menunggu kepastian hasil pemeriksaan EBV dari AS dan Singapura yang tak kunjung tiba, karena hasil pemeriksaan itu sebenarnya dijadwalkan tiba akhir Minggu (21/2) lalu.

Tim Cangkok Hati RSUP dr. Kariadi mengirimkan sampel darah Bilqis dan ibunya ke dua negara, yakni AS dan Singapura untuk memperoleh "second opinion" (pendapat kedua) terkait kandungan EBV. (ZLS/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010