Jakarta (ANTARA News) - Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi keagamaan sebaiknya tetap konsisten di jalurnya dengan tidak perlu berurusan dengan politik, termasuk partai politik (Parpol).

Demikian dikatakan Slamet Effendy Yusuf, salah satu kandidat ketua umum Pengurus Besar NU dalam perbincangan dengan wartawan di Jakarta, Senin.

Kalaupun harus berpolitik, kata Slamet, maka politik NU adalah politik yang menyangkut kemaslahatan, kebangsaan, dan kemanusiaan.

"Jadi politik dengan "P" besar, artinya politik moralitas, bukan politik kepentingan," kata mantan ketua umum Gerakan Pemuda Ansor, organisasi kepemudaan NU, tersebut.

Terkait parpol yang berbasis warga NU, menurut Slamet, kalaupun pengurus NU dibutuhkan bantuannya, maka bantuan itu hanya bersifat asistensi yang dilakukan secara informal dan itu pun harus sesuai koridor.

Menurut mantan politisi Partai Golkar itu, NU harus mampu menjadi rumah bersama seluruh warga NU yang realitasnya memiliki afiliasi politik yang beragam.

Menjelang muktamar NU di Makassar pada 22-27 Maret mendatang, wacana menyangkut hubungan NU dengan politik dan partai politik kembali mengemuka, terutama terkait dengan parpol berbasis NU, khususnya partai yang secara historis dilahirkan oleh NU yakni PKB.

Sebagian kalangan di NU menginginkan NU turut mengupayakan terjadinya islah di dalam tubuh PKB mengingat perolehan suara partai itu terus menurun sejak Pemilu 2004 yang dipercaya akibat konflik internal, sementara sebagian yang lain menolak NU turut campur urusan parpol. Bahkan, ada pula unsur di dalam NU yang menginginkan organisasi itu mendirikan satu partai lagi.

Sementara itu terkait pencalonannya, Slamet optimistis akan mendapat dukungan besar dari pengurus wilayah dan cabang NU yang merupakan pemilik suara pada muktamar mendatang.

Slamet menolak ketika ditanya dari sejumlah kandidat ketua umum PBNU siapa yang dianggapnya sebagai pesaing terberat. Saat ini, selain Slamet, kandidat yang lain adalah KH Said Aqil Siradj, KH Masdar F Masudi, KH Salahuddin Wahid, dan Ahmad Bagdja yang belakangan disebut-sebut mendapat dukungan luas dari kalangan struktural NU.

"Saya mencoba mengembangkan model persaingan yang bersahabat, tanpa permusuhan. Saya melihat semua calon memiliki peluang yang sama, dan saya senang tampil bersama dalam satu forum dengan calon yang lain," katanya.

Dalam banyak kesempatan, Slamet memang sering berkunjung ke daerah bersama beberapa kandidat yang lain dan menyampaikan visi misi mereka dalam satu forum.(S024/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010