Jakarta (ANTARA News) - Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri mengatakan bahwa Polri masih mengejar sedikitnya 30 perusuh yang diduga terlibat dalam gerakan terorisme di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD).

"Kurang lebih 30-an ya, 30 lagi (yang masih dalam pengejaran)," kata Kapolri di Kantor Presiden Jakarta, Jumat petang, seusai mengikuti rapat terbatas bidang politik, hukum dan keamanan bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Menurut Kapolri, sudah sekitar 14 orang yang ditangkap dan satu orang meninggal. Sementara itu dari pihak Polri, satu orang meninggal, empat orang luka ringan dan empat dirawat di rumah sakit.

"Yang meninggal dari anggota kami satu, sampai hari ini belum ditemukan karena dibawa dengan senjatanya oleh mereka," ujarnya seraya menambahkan bahwa dalam konflik terakhir di Langkeube diperkirakan jatuh tiga korban luka-luka dari pihak lawan.

Ketika ditanya apakah anggota polisi yang meninggal dijadikan sandera karena belum ditemukan, Kapolri membantah hal itu.

"Tidak, tidak disandera, menurut keterangan saksi sudah meninggal ketika dibawa oleh mereka. Kita masih melakukan pengejaran. Dia dari Satgas Densus 88," katanya.

Saat ditanya lebih lanjut mengenai kelompok tersebut, Kapolri mengatakan bahwa penjelasan akan diberikan nanti [ada waktunya.

"Pokoknya nanti saya jelaskan nanti, ini masih dalam proses, masih harus hati-hati dikembangkan. Anak-anak (anggota Polri) masih di lapangan semua. Ingat bukan hanya di Aceh," ujarnya.

Kapolri mengatakan bahwa hingga tadi malam Polri telah menambahkan jumlah petugas ke Aceh.

Sebelumnya Presiden Yudhoyono mengatakan bahwa aktivitas terorisme yang terjadi di Provinsi Aceh bukan berasal dari unsur Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

"Benar-benar kelompok teroris, yang mengorganisasi diri dengan rapih, memilih tempat-tempat daerah latihan di Aceh, dengan harapan orang sekarang tidak lagi melihat Aceh sebagai daerah konflik," katanya.

Sementara itu Tim gabungan dari Detasemen Khusus 88 Antiteror dan Kepolisian Aceh menangkap sejumlah orang yang diduga memiliki kaitan dengan terorisme di Pegunungan Jalin, Kecamatan Jantho, Kabupaten Aceh Besar. Penangkapan telah dimulai sejak 20 Febuari lalu.

Polisi juga menyita barang bukti berupa empat senjata api laras panjang, 24 magasin dan satu granat asap selain berbagai atribut seperti seragam rompi militer serta sejumlah dokumen.
(T.G003/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010