Ciamis (ANTARA News) - Tim SAR gabungan Kabupaten Ciamis menghentikan pencarian dua orang santri Inabah 17, yang belum diketahui nasib keberadaannya setelah melarikan diri dari pondok Inabah, Kecamatan Cihaurbeuti, Ciamis, Sabtu sore (27/2).

"Karena sudah 10 hari, pencarian dua orang santri terpaksa dihentikan," kata ketua koordinator taruna siaga bencana, Kabupaten Ciamis, Ade Deni, di Ciamis, Rabu.

Ia menjelaskan penghentian pencarian tersebut untuk memulihkan stamina seluruh anggota tim yang terlibat melakukan pencarian santri Inabah yang sudah dilakukan setiap hari sejak dikabarkan hilang terbawa arus sungai Citanduy.

Namun, kata dia, tim SAR gabungan akan tetap berupaya membantu apabila ada laporan dari masyarakat tentang penemuan mayat di sungai maupun mengetahui keberadaan dua santri Inabah di wilayah lain maupun di sungai.

"Meskipun pencarian sementara dihentikan, kami tetap akan membantu terjun ke lapangan apabila ada laporan dari masyarakat, untuk itu kami membuka posko di rumah sakit Ciamis," katanya.

Menurut dia, dua orang santri Inabah jika benar tewas terbawa arus sungai dan tenggelam diperkirakan tubuhnya sudah hancur sehingga pencarian dihentikan karena akan sulit mencari keberadaan jasad korban.

Ia menjelaskan, seperti penemuan tujuh mayat santri Inabah 17 yang ditemukan di sungai setelah tiga dan lima hari dikabarkan menghilang kondisi jasadnya sudah dalam keadaan memprihatinkan dan sulit dikenali.

"Dari pengalaman sebelumnya jasad yang sudah lebih dari 10 hari itu kondisinya akan lebih parah bahkan mungkin hancur," katanya.

Namun, ia menilai, selama 10 hari melakukan pencarian menyusuri sungai, kemungkinan besar dua orang santri yakni Erfan warga asal Palembang dan Wildan warga asal Bandung tersebut dalam keadaan selamat tidak tenggelam terbawa arus sungai yang melarikan diri dengan menyeberang sungai Citanduy.
(ANT/B010)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010