Jakarta (ANTARA News) - Jenazah dr Wendyansah Sitompul, SpOG yang meninggal akibat kecelakaan kapal tenggelam di Papua (13/1) disemayamkan di lobby Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Salemba Jakarta, Minggu, untuk mendapatkan penghormatan terakhir dari civitas akademika FKUI sebelum dibawa ke tempat peristirahatannya yang terakhir di Pemakaman Pondok Kelapa, Jakarta Timur. Almarhum sebagai alumni program pendidikan dokter umum FKUI tahun 2000 dan Program Spesialis Obestetri dan Ginekologi FKUI (2005) itu mendapat penghargaan atas pengabdian bertugas di daerah terpencil, Papua berupa penerimaan dan pelepasan jenazah di FKUI yang dipimpin Dekan FKUI DR dr Ratna Sitompul, SpM, CK dan dihadiri ratusan alumi dan mahasiswa FKUI. Almarhum dr Wendyansah meninggalkan seorang istri, dr Lidya Theresia Purba, SpRad dan dua orang anak yaitu Rachel Jelita Yessyca Marlinang Sitompul (4 tahun) dan Rainier Lukas Sitompul (2 tahun ). Dekan FKUI Dr Ratna Sitompul mengatakan, FKUI memberikan penghargaan berupa penyambutan dan pelepasan jenazah atas pengabdian almarhum yang bertugas melaksanakan profesi membantu pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil, yaitu DI Kabupaten Mimika, Papua, sehingga mampu menjadi contoh dan teladan bagi calon dokter khususnya FKUI dalam menjalankan profesinya. "Kami menilai penghargaan pemerintah sudah cukup baik antara lain penghargaan dari Depkes dan penghargan dalam bentuk dana untuk santuan anak dan isteri serta biaya untuk kepulangan jenazah dari Papua ke Jakarta," katanya. Dr Fahmi Idris, MKes, ketua umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang hadir pada acara pelepasan jenazah di FKUI, mengatakan, pemerintah khususnya Depkes perlu memberikan penghargaan terutama kepada isteri dan anak almarhum agara anaknya mampu melanjutkan pendidikan sampai jenjang tinggi. Selain itu, katanya, Depkes dalam melaksanakan program penempatan dokter ke daerah terpencil khususnya di daerah pantai, perlu diberikan program pelatihan sistem penyelamatan untuk antisispasi bencana alam, kecelakaan kapal di laut dan pesawat di udara, sehingga para dokter mempunyai bekal cukup untuk menyelematkan diri dalam situasi kedaruratan. Dr Wendyansah Sitompul, SpOG, dr Hendy Prakoso dan dr Boyke Mowoka, ketiganya bertugas di Kabupaten Asmat Papua. Mereka menumpang kapal barang, karena bandara Agast rusak akibat gempa beberapa waktu lalu. Perjalanan dari Timika ke Asmat membutuhkan waktu sekitar lima jam, namun kapal yang ditumpangi tenggelam ketika mendekati Agast. Kapal rusak karena dihantam ombak besar dan tenggelam pukul 16.00 WIT, Selasa (13/1). Sementara itu, dalam siaran pers Pusat Komunikasi Publik Depkes di Jakarta, Minggu, bahwa Menkes Siti Fadilah Supari memberikan penghargaan kepada Alm dr Wendyansah Sitompul, Sp.OG yang diterima oleh ayahandanya PI Sitompul, SE, MBA di rumah duka RSPAD Gatot Subroto Jakarta. Sementara jenazah dr Hendy Prakoso, sejawat dr. Wendyansah korban tenggelamnya Kapal Motor Risma Jaya, tiba di Surabaya, Sabtu (17/1). Surabaya jenazah alm dr Hendy diterima dr Bambang Sardjono, MPH mewakili Menkes yang selanjutnya menyerahkan kepada pihak keluarga. Dengan ditemukannya jenazah dr. Hendy Prakoso, sampai kini tinggal dr Boyke Mowoka yang belum diketahui nasibnya. Pada kesempatan tersebut Menkes menyatakan, Indonesia kehilangan 3 pejuang kesehatan yang telah mengabdikan diri di daerah terpencil. Untuk itu atas nama Pemerintah, Menkes menyerahkan penghargaan ? Ksatria Bakti Husada Arutala ?. Jenazah, dr Wendyansah Sitompul, Sp OG setibanya di Jakarta, Jumat (16/1) diserahkan oleh dr Yulius Patandiana, SpB, Kepala Dinas Kesehatan Kab. Asmat kepada dr Mulya A Hasjmy, Sekretaris Ditjen Bina Pelayanan Medik Depkes mewakili Menkes. Selanjutnya jenazah diserahkan kepada pihak keluarga. Kemudian jenazah dibawa ke rumah duka Jl Ciputat Raya No 3 Tanah Kusir Kebayoran Lama Jakarta Selatan, sebelum disemayamkan di rumah duka RSPAD Gatot Subroto Jakarta. Dr Wendyansah Sitompul, SpOG lulusan FKUI bertugas di RSUD Kabupaten Mimika selama dua tahun, dr Hendy Prakoso adalah dokter PTT Pusat bertugas di Kabupaten Asmat, lulusan FK Universitas Airlangga (UNAIR), dengan alamat di Tegal Boro Indah 21 Tuban, Jawa Timur serta dr Boyke Mowoka adalah dr PTT Daerah, lulusan FK Universitas Sam Ratulangi dengan alamat di Graha Indah Blok C 1 No 15 Pondok Gede, Bekasi/Krombosan Selatan Lingkungan I, sekitar SMP 4 Manado.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009