Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meluncurkan unit observatorium bergerak yang dinamai Nahdlatul Ulama Mobile Observatory (NUMO) di Jakarta, Rabu malam.

NUMO dirancang dan dirakit oleh Biro Litbang Lajnah Falakiyah (lembaga astronomi) PBNU atas gagasan salah seorang anggotanya, Hendro Setyanto, ahli astronomi alumni ITB yang juga alumni Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.

Perangkat unit observatorium NUMO ditanam di sebuah mobil minibus yang telah dimodifikasi sesuai kebutuhan, misalnya atapnya bisa digeser untuk mengeluarkan teropong.

Kelengkapan interior mobil ini antara lain AC, radio tape, sound system, instalasi listrik, genset, lemari, dry cabinet, GPS, mounting, teropong, TV / layar monitor 32 inch, komputer, printer, koneksi internet, DVD player, LCD, theodolit, gawang lokasi, rubu`, tongkat istiwa`, dan globe.

Sebagai unit observasi keliling, NUMO dapat dioperasikan dimana saja dan dapat digunakan untuk observasi bulan meliputi rukyatul hilal, perjalanan bulan, dan rukyah bulan tua, observasi matahari terutama untuk mengetahui waktu shalat, observasi Bintang Komet dan lain-lain, serta observasi gerhana matahari dan gerhana bulan.

NUMO juga bisa dimanfaatkan untuk mengukur arah kiblat, menghitung waktu shalat, dan pelayanan konversi tanggal.

Mobil observatorium ini dapat terhubung dengan data dari Institusi Astronomi International dan potret observasinya dapat ditayangkan ke monitor.

"Mobil ini akan menjadi media pendidikan bagi anak-anak, terutama untuk siswa madrasah dan santri di pesantren, serta kalangan umum yang ingin mendalami dunia astronomi," kata Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH A Ghazalie Masroeri.

Profesor Thomas Jamaluddin dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menyatakan, keberadaan NUMO merupakan suatu lompatan besar dari NU yang selama ini dikesankan sebagai organisasi Islam tradisional.

"Ini bukan terobosan, tapi satu lompatan besar bagi ormas yang dulu dikesankan tradisional, karena NU bukan sekedar memfasilitasi teleskop namun juga sarana pembelajaran untuk generasi muda," katanya.

Hal senada dikemukakan Dr Muji Raharto dari Observatorium Bosscha yang menyatakan bahwa NUMO merupakan sarana partisipasi PBNU untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

"Banyak masyarakat bisa belajar langsung tentang ilmu astronomi melalui NUMO ini," katanya.

(S024/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010