Jakarta (ANTARA News) - Petugas dan sebanyak 30 mobil pemadam kebakaran masih berada di lokasi kebakaran Pasar Inpres Senen, Blok VI, Jakarta Pusat, Kamis pagi, untuk melakukan pendinginan bara api.

"Sekarang sedang dilakukan tahap pendinginan, api sudah tidak ada tetapi bara api yang ada ditumpukan barang-barang yang terbakar masih ada dan harus segera dituntaskan. Jika tidak, bukan tidak mungkin api akan menyala kembali," ujar Kepala Bidang Partisipasi Masyarakat Dinas Pemadam Kebakaran, Risanto di lokasi kejadian.

Risanto menyatakan, Dinas Pemadam Kebakaran mengalami kesulitan untuk masuk ke dalam pertokoan di Pasar Inpres Senen Blok VI, yang terbakar pada Kamis dinihari sekitar 02.00 WIB, karena asap yang berasal dari bahan-bahan plastik, kulit, dan kain sangat mengganggu pernapasan.

"Petugas kami menggunakan breathing apparatus yang tahan selama 30 menit untuk dapat bertahan masuk ke dalam. Dari arah luar digunakan smog removal untuk mengalihkan arah tiupan angin, sehingga asap tidak keluar dan petugas bisa masuk ke dalam," ujar Risanto.

Selain asap, keadaan gelap dan pintu ruko berbentuk rolling door terkunci yang membuat petugas mengalami kesulitan.

"Petugas baru masuk ke sebagian pertokoan, lokasi susah ditembus dan belum mengetahui situasi di dalam. Petugas harus berhati-hati karena bangunan rentan roboh," kata Risanto.

Mengenai penyebab kebakaran Risanto memperkirakan karena hubungan pendek arus listrik.

"Biasanya kebakaran yang terjadi di pasar karena kelalaian dalam menggunakan stop kontak listrik, terlalu banyak saluran dalam satu aliran, pemilik lupa mencabut saat meninggalkan toko, dan arus listrik dekat dengan barang yang mudah terbakar," jelas Risanto.

Akibat peristiwa itu, jalan dari arah Gunung Sahari I sampai depan Pasar Inpres Senen masih ditutup dan belum dapat dipastikan kapan bisa dibuka karena pihak pemadam kebakaran belum bisa memastikan menuntaskan sisa-sisa kebakaran.
(FAI*A041/B010)



(L.M-FAI*A041/B/A033/A033) 11-03-2010 11:43:34

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010