Pesawaran (ANTARA News) - Anggota keluarga dari tersangka Heru Lianto (32) mengaku kaget dan syok mendengar kabar bahwa Heru yang berasal dari Lampung itu menjadi tersangka karena diduga terlibat jaringan teroris dan tertangkap di Aceh.

"Saya syok mendengar kabar tersebut, saya pun tidak menyangka bila Heru pergi untuk menjadi teroris," kata Sudi Masyhudi, ayah dari Mahlizar Apriani (istri Heru), di Desa Purworejo, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, Kamis.

Ia menyatakan anaknya (Mahlizar Apriani, istri Heru Lianto tersangka teroris yang ditangkap di Polda Aceh) sudah tidur, karena capek setelah dipanggil untuk dimintai keterangan oleh polisi sejak pagi hari.

"Saya nggak menyangka, kalau ternyata menantu saya (Heru) itu terlibat teroris, padahal dia itu pendiam dan sehari-harinya cuma mengajar dan berjualan pakaian," katanya.

Ia menjelaskan pertemuan terakhir dengan menantunya itu terjadi pada tanggal 6 Februari 2010 ketika Heru datang menitipkan istri dan dua anaknya dengan alasan ikut saudaranya berdagang di Jambi.

"Setelah itu, tanggal 8 Maret 2010, saya dapat surat dari Polda Lampung yang diberikan melalui kepala desa. Isinya memberitahukan kalau Heru ditangkap di Polda Aceh karena terlibat jaringan teroris," katanya.

Waktu itu, ujar dia, dirinya langsung membayangkan wajah Mahlizar Apriani yang merupakan anak kedua dari empat bersaudara, serta Zahro (5 tahun) dan Amru (14 bulan), anak dari pasangan Heru dan Mahlizar Apriani yang menikah pada 10 Agustus 2003.

"Pernikahan Mahlizar Apriani berawal dari perkenalan saat Heru mengajar Tafif di Pesantren Ulul Albab, Bandar Lampung, ketika itu Mahlizar bekerja sebagai pembantu rumah tangga," ujarnya.

Heru menikahi Mahlizar dengan mas kawin uang tunai Rp200 ribu dan empat gram emas.

"Saya setuju anak saya menikah dengan Heru, karena dia juga pandai dan hafiz (hafal) Al Quran," katanya.(T.AS*A054/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010