Jakarta (ANTARA News) - Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri mengatakan bahwa penyerahan jasad dua tersangka terorisme, Hasan dan Ridwan, masih menunggu kedatangan pihak keluarga.

Polisi sampai sekarang belum menemukan keluarga dari dua tersangka yang diduga adalah pengawal Dulmatin yang tewas ditembak di Pamulang, Tangerang, Banten 9 Maret lalu itu, kata Kapolri di Jakarta, Jumat.

"Kami masih mencari keluarganya dulu," katanya singkat.

Ia menyatakan, kedua jasad yakni Hasan dan Ridwan akan diserahkan setelah ada keluarga yang mengakui.

Polisi menembak mati Hasan dan Ridwan dalam penangkapan di Pamulang, tidak jauh dari lokasi penembakan Dulmatin.

Jasad Dulmatin kini telah dimakamkan di Pemalang, Jawa Tengah.

Dalam penangkapan, Dulmatin sempat melepaskan satu tembakan ke arah polisi saat berada di warnet di Pamulang.

Sedangkan Hasan dan Ridwan tidak sempat melepaskan tembakan kendati sempat mencabut pistol FN dari bali bajunya.

Polisi mengetahui jejak Dulmatin di Pamulang setelah penangkapan para tersangka 14 terorisme yang mengadakan latihan militer di hutan Aceh Besar.

Berdasarkan dokumen dan keterangan para tersangka, polisi dapat mengetahui jejak Dulmatin.

Dulmatin diduga sebagai perancang, penyandang dana sekaligus penyuplai senjata untuk latihan militer kelompok itu.

Dia menjadi buronan Polri sejak tahum 2002 karena ikut merakit bom Bali bersama Ali Imran (terpidana seumur hidup bom Bali 2002) dan Dr Azahari (buronan kasus terorisme yang tewas tertembak di Batu, Jawa Timur, 2005).

Pemerintah Australia pernah menawarkan hadiah 10 juta dolar AS bagi siapa saja yang bisa menangkapnya.

Militer Philipina juga memburu Dulmatin karena diduga terlibat gerakan separatis di negara itu.

Dulmatin pernah tiga kali diberitakan telah dalam operasi militer Philipina.

(S027/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010