Denpasar (ANTARA News) - Bali semarak kegiatan Melasti, ritual penyucian menjelang Hari Raya Nyepi tahun baru Saka 1932 yang jatuh Selasa (16/3). Kegiatan itu terlihat dari  iring-iringan warga berpakaian adat membawa "Pratime" menuju berbagai pantai.

Prosesi Melasti yang berlangsung mulai Sabtu, antara lain berlangsung  di Pantai Padanggalak, kawasan Pantai Sanur, Denpasar, Upacara itu melibatkan ratusan warga dari puluhan banjar atau dusun dalam satu desa adat, sehingga cukup semarak dan menarik perhatian wisatawan.

Saat proses Melasti, warga yang membawa "Pratime" dan benda-benda sakral lainnya juga menyelupkan kakinya ke perairan pantai sebagai simbol penyucian agar pelaksanaan Hari Raya Nyepi berlangsung tenang dan damai.

Pratime adalah benda lambang pemujaan di setiap pura dari masing-masing banjar yang disucikan atau disakralkan, disertai berbagai perlengkapan seperti sesajen, umbul-umbul, payung, dengan iringan tetabuhan seperti musik tradisional bleganjur.

Menurut Kadek Sutana, peserta Melasti di Pantai Padanggalak, ritual penyucian meliputi dua hal, yakni "bhuana agung" atau alam semesta dan "bhuana alit" yang diterjemahkan sebagai jiwa raga.

Ritual Melasti yang dilakukan per kelompok masing-masing terdiri puluhan banjar dalam satu desa adat itu, juga berlangsung di Pantai Sanur, Semawang, Kuta, Jimbaran, Nusa Dua, dan Tanah Lot.

Sementara itu 44 pura dari banjar yang ada di Desa Adat Beraban, dijadwalkan melaksanakan ritual Pemelastian, Minggu (14/3), di pantai selatan atau segara kidul Tanah Lot.

Badan Pengelola Pariwisata Tanah Lot dalam penjelasannya menyebutkan, persiapan Melasti diawali dengan berkumpul di Pura Bale Agung yang dipercaya menjadi tempat pertemuan (pesamuan niskala) Ida Bethara, kemudian warga menuju "Segara Kidul".

Semua warga Desa Pakraman Beraban, dari anak kecil sampai orang tua dengan berpakaian adat, dijadwalkan mengikuti prosesi yang melibatkan 44 pura, dengan lima buah barong (Jero Gede).

Pemelastian ke Segara Kidul Tanah Lot dimulai pukul 15.00 Wita. Sebelumnya dilaksanakan beberapa rangkaian prosesi seperti mendak (menjemput) Ida Bethara, Ngebejian atau disucikan dengan percikan tirta (air), dan langsung ke pantai, diawali penenggelaman sesaji.

Dengan adanya upacara Melasti Desa Pakraman Beraban, jalan dari utara desa ke selatan sampai Tanah Lot ditutup sementara sampai iring-iringan warga yang mengikuti pemelastian tiba di pantai.

Selama berlangsung iring-iringan warga pembawa "Pratima" dan perlengkapannya, para pengunjung yang berada di Tanah Lot tidak dapat meninggalkan kawasan itu. Sebaliknya, pengunjung yang menuju obyek wisata Tanah Lot, sementara juga tidak dapat melanjutkan perjalanan.(T007/M026/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010