Washington (ANTARA News/Reuters) - Amerika Serikat menyuarakan keprihatinannya, mengenai "penekanan" kelompok agama minoritas, termasuk kelompok Baha`is, dan menyeru Teheran untuk memberikan perlindungan hak asasi manusia (HAM ) di dalam negeri.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, P.J. Crowley dalam pernyataannya menyebutkan bahwa sedikitnya 25 pengikut Baha`is ditahan baru-baru ini dan 60 orang lain saat ini dipenjara di Iran "karena keyakinan agama mereka".

Sejumlah pemimpin kelompok Baha`is yang dihadapkan ke pengadilan, menurut Crowley, tidak memperoleh akses kepada para pengacara mereka.

Dia menambahkan bahwa pihak berwenang Iran juga menahan lebih dari satu lusin warga kristen, "beberapa diantaranya ditahan tanpa tuduhan substansial."

"Amerika Serikat prihatin dengan nasib yang dialami oleh kelompok Baha`is dan komunitas agama minoritas lainnya," kata Crowley.

Pada Kamis, AS mengeluarkan kajian tahunannya mengenai situasi HAM di seluruh dunia, sebuah laporan yang menyebutkan bahwa kondisi di Iran memburuk.

Selain menekan kelompok agama, Iran, menurut laporan itu, melanjutkan upaya untuk membatasi kebebasan berekspresi dan berkumpul, serta 70 orang telah tewas dan 4.000 yang lain ditahan dalam aksi unjuk rasa.

Hubungan antara kedua negara tegang, karena AS menuduh Iran membangun persenjataan nuklir, hal yang dibantah oleh Teheran. (G003/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010