Jakarta (ANTARA News) - Pelaku UKM dan Koperasi yang juga praktisi pers Sujarwo meminta pemerintah agar tidak memberlakukan kebijakan uang ketat (TMP - tight money policy) karena jika hal itu terus berlangsung akan mengakibatkan kegiatan sektor riil terhenti.

Sujarwo mengemukakan hal itu di Jakarta, Minggu, sambil mengatakan, kebijakan uang ketat akan dapat berdampak pada pengurangan jumlah lapangan kerja dan dapat mengganggu upaya target pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 persen pada APBN tahun 2010.

Menurut dia, kebijakan uang ketat akan membuat sektor riil tidak tumbuh, karena sesuai prinsip efek perembesan bahwa terhambatnya penyerapan anggaran akan dapat memberikan efek "domino" bagi sektor riil di tingkat masyarakat paling bawah.

"Hal itulah yang saat ini dirasakan oleh pengusaha skala menengah dan kecil khususnya (UKM) dan koperasi. Apalagi, akses permodalan dari dunia perbankan masih terhambat oleh birokrasi yang rumit," katanya.

Oleh karena itu, Sujarwo berharap pemerintah berbesar hati, agar segera mencairkan anggaran sesuai dengan pos anggaran masing-masing departmen dan pemda provinsi/kabupaten, sehingga anggaran tersebut dapat segera terserap dan dapat menghidupkan sektor riil.

Penggagas buku "The God's Initial Montirisme" itu berharap pemerintah tidak memberlakukan kebijakan uang ketat, karena akan dapat menambah jumlah pengangguran dan penduduk miskin.

Dalam bukunya tersebut, Sujarwo berkeinginan mensosialisasikan sistem "montirisme" untuk memberdayakan dan melakukan rekayasa sosial masyarakat.

Untuk membedah wacana tentang montirisme itulah Sujarwo dalam waktu dekat akan melakukan seminar dan bedah buku "The God's Initial Montirisme" di Jakarta.(Ant/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010