Jerusalem (ANTARA News/AFP) - Presiden Brazil Luiz Inacio da Silva tiba di Timur Tengah Ahad, berusaha untuk membawa pandangan baru ke proses perdamaian dalam lawatan ke Israel, wilayah Palestina dan Jordania.

Program resminya mulai Senin dengan pertemuan dengan timpalannya dari Israel Shimon Peres, diikuti pembicaraan dengan PM Benjamin Netanyahu dan pemimpin oposisi Tzipi Livni.

Pada Selasa ia akan mengunjungi Tepi Barat yang diduduki-Israel untuk menemui para pemimpin Palestina, sebelum melakukan perjalanan ke Jordania, Rabu.

Kunjungan Lula, yang pertama ke kawasan itu oleh seorang kepala negara Brazil, terjadi beberapa hari setelah keputusan kontroversial Israel mengenai permukiman baru di Jerusalem timur, dan sebagai anggota tidak tetap baru Dewan Keamanan berusaha untuk bersuara dalam upaya untuk mencapai perjanjian perdamaian Israel-Palestina.

Israel telah mengumumkan persetujuan bagi pembangunan 1.600 rumah baru untuk pemukim Yahudi di Jerusalem timur Arab, yang mengancam harapan AS untuk menghidupkan kembali pembicaraan damai yang terhenti dan memicu kemarahan berlanjut di Wahington pada sekutu pentingnya di Timur Tengah itu.

Sebelum meninggalkan Brazil, ia mengatakan dalam suatu wawancara bahwa upaya perdamaian Timur Tengah memerlukan "seseorang dengan kenetralan untuk membicarakan kebenara pada Israel, untuk mengatakan kebenaran pada Palestina, Iran, Suriah dan, dan siapa saja yang ingin mendengakan kebenaran".

Ketika di kawasan itu Lula juga diperkirakan akan menegaskan kembali sikap Brazil terhadap program nuklir Iran yang kontroversial, yang negara-negara besar Barat khawatirkan mungkin menjadi kedok bagi proyek senjata atom, meskipuna ada bantahan keras Teheran.

Lula menjelaskan, ia menganggap partisipasi Iran penting bagi upaya damai di Timur Tengah. Ia telah mengunjungi Teheran Mei tahun lalu dan sebaliknya menyambut Presiden Mahmoud Ahamadinead ke Brazil November.

Awal bulan ini, Lula mengatakan pada Menlu AS Hillary Clinton, "tidak bijaksana untuk mendesak Iran ke sudut. Bijaksana untuk membuat Iran terus berunding".

Israel, yang diyakini secara luas sebagai satu-satunya negara bersenjata-nuklir yang tak diumumkan di Timuer Tengah, menganggap Iran sebagai ancaman terhadap keberadaannya. Baik Israel maupun AS tidak mengesampingkan aksi militer terhadap tempat-tempat nuklir Iran. (S008/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010