Jakarta (ANTARA News) - Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) Sofyano Zakaria mengatakan, pemerintah perlu melakukan penyegaran pada posisi dewan komisaris PT Pertamina (persero) dengan menempatkan orang-orang yang profesional, energik dan bukan sebagai titipan dari partai tertentu.

"Pemerintah harus mempelajari secara cermat rekam jejak mereka (anggota dewan komisaris). Jangan sampai salah pilih, agar perusahaan milik negara itu bisa tumbuh secara mandiri," kata Sofyano Zakaria saat dihubungi di Jakarta, Minggu.

Termasuk, lanjut dia, untuk mencari pengganti dua posisi jabatan dalam dewan komisaris PT Pertamina yang sampai saat ini masih lowong yang sudah sepatutnya melalui seleksi yang ketat dan bebas dari intervensi dari pihak manapun.

Dua posisi lowong adalah komisaris utama setelah Sutanto diangkat menjadi Kepala Badan Intelejen Negara dan posisi komisaris setelah Gita Wiryawan menjadi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal.

Dari tujuh anggota Dewan Komisaris Pertamina, hanya lima yang masih aktif. Kelima komisaris itu terdiri dari Umar Said, Maizar Rahman, M Abduh, Sumarsono, dan Humayunbosha.

Menurut dia, seharusnya pemerintah tidak membiarkan terlalu lama berlarut-larutnya dua kursi lowong tersebut karena dapat menghambat kinerja pengawasan komisaris terhadap manajemen Pertamina.

Sebelumnya, anggota Komisi VII DPR, Dito Ganinduto meminta pemerintah segera merombak jajaran Dewan Komisaris PT Pertamina (Persero) guna mengefektifikan pengawasan BUMN migas tersebut.

Menurut dia, saat ini, dari tujuh anggota Dewan Komisaris Pertamina, hanya lima yang masih aktif.

"Pemerintah harus segera mengisi kekosongan komisaris Pertamina. Lima komisaris yang ada, tidak akan efektif menjalankan fungsinya," katanya.

Dito juga mengusulkan, pemerintah sekaligus mengganti komisaris Pertamina yang sudah terlalu lama dan berusia lanjut seperti Umar Said dan Maizar Rahman.

Dewan Komisaris Pertamina, lanjutnya, memerlukan penyegaran agar mampu mencapai tujuan sebagai perusahaan migas kelas dunia.

"Penyegaran Dewan Komisaris Pertamina juga menyesuaikan dengan jajaran direksi Pertamina baru yang berjumlah delapan orang," katanya.

Pada 19 Februari lalu, pemerintah telah melantik direksi baru Pertamina yakni Dirut Karen Agustiawan, Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Ferederick ST Siahaan, Direktur Sumber Daya Manusia Rukmi Hadihartini, Direktur Umum Waluyo, Direktur Hulu Bagus Setiardja, Direktur Pengolahan Edi Setianto, Direktur Pemasaran dan Niaga Djaelani Sutomo, dan Direktur Keuangan M Afdal Bahaudin. (N004/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010