Pandeglang (ANTARA News) - Balai Taman Nasional Ujung Kulon (BTNUK) Pandeglang akan melakukan sensus badak Jawa, guna mengetahui populasi hewan langka yang hidup di taman nasional tersebut.

"Kegiatan sensus rencanannya kita laksanakan pada Juli 2010, dan kini sedang persiapan," kata Kepala BTNUK Pandeglang Agus Priambudi di Pandeglang, Minggu.

Sensus badak Jawa, kata dia, secara rutin dilaksanakan setiap tahun untuk mengetahui perkembangan populasi badak bercula satu tersebut, hanya tahun ini caranya berbeda.

"Kalau pada tahun sebelumnya kegiatan sensus dilaksanakan melalui pengamatan langsung oleh petugas, tapi tahun ini menggunakan kamera pengintai," kata Agus.

Untuk kegiatan sensus tersebut, akan digunakan 40 unit kamera pengintai yang akan dipasang pada lokasi yang diperkirakan menjadi jalur lalu lintas badak Jawa. Kamera itu bantuan dari Kementerian Kehutanan.

Selain itu, juga akan memanfaatkan kamera pengintan milik WWF (World Wild Fund For Nature) sebanyak 20 unit yang saat ini sudah terpasang pada beberapa titik di kawasan TNUK.

Mengenai populasi badak Jawa (rhinoceros sondaicus) saat ini, menurut dia, diperkirakan sekitar 50 ekor.

"Populasinya relatif sedikit, ini karena masa perkembangbiakan hewan ini termasuk sulit, apalagi badak yang ada sebagian besar merupakan pejantan," katanya.

Ia juga menjelaskan, perburuan terhadap badak bercula satu itu belum pernah ditemukan, karena itu walaupun ada hewan langka tersebut yang mati itu karena disebabkan usianya telah tua atau sakit.

Dalam beberapa tahun terakhir tim dari TNUK menemukan badak yang mati sekitar tujuh ekor, enam di antaranya karena faktor usia dan satu ekor lainnya disebabkan sakit.

Badak jawa, kata dia, termasuk binatang berusia lama karena bisa hidup hingga 40 tahun. Hewan bercula satu itu hanya hidup di TNUK yang populasinya saat ini sekitar 50 ekor dan di Vietnam tidak lebih 10 ekor, sebagian besar betina.

Ia juga menjelaskan, saat ini, spesies badak di dunia ada lima jenis yakni badak hitam (diceros bicornis), badak putih (ceratotherium simum), badak India (rhinoceros unicornis), badak Sumatera (dicerorhinus sumatrensis) dan badak Jawa (rhinoceros sondaicus). (S031/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010