Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis luka Adisaputra Ramadhinara menjelaskan perbedaan antara luka akut dan luka kronis beserta cara menanganinya.

"Berdasarkan onset terjadinya luka, kita dapat menggolongkan luka menjadi luka akut dan luka kronis," kata dia di acara “Pertolongan Pertama dan Perawatan Luka Akut Kecil dan Besar dari Hansaplast”, Senin.

Dokter spesialis luka bersertifikasi itu menjelaskan, luka akut terjadi pada individu yang sehat, contohnya luka yang terjadi akibat jatuh atau tak sengaja terkena cipratan minyak panas. Luka akut dapat disembuhkan dengan perawatan di rumah tanpa harus dilanjutkan ke dokter atau fasilitas medis.

Adisaputra menjelaskan cara menangani luka bakar yang terjadi di rumah, seperti luka yang diakibatkan cipratan minyak panas. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menaruh luka di bawah air mengalir setidaknya lima belas menit.

"Agar panas terbuang sehingga kerusakan jaringan akibat luka panas minimal," ujar dia.

Kemudian, semprot luka dengan semprotan antiseptik mengandung Polyhexanide (PHMB) yang tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak terasa perih saat digunakan untuk membersihkan luka. Semprotan antiseptik berguna untuk meminimalisasi bakteri di dalam luka.

Gunakan kain kasa untuk mengelap sisa cairan semprotan luka yang berlebihan. Dia mengingatkan, kasa bukan penutup luka yang bisa menggantikan plester.

Serat-serat kasa yang besar membuat bakteri mudah menembusnya. Berdasarkan penelitian, bakteri bahkan bisa menembus hingga 64 lapis kasa.

Bila luka terlihat kehitaman atau kering, olesi dengan salep luka agar jaringan kulit menjadi lembap sehingga proses penyembuhan lebih cepat. Kemudian, tutup dengan plester.

Luka ditutup dengan plester agar tetap lembap dan mencegah bakteri mengganggu proses penyembuhan. Plester sebaiknya diganti secara berkala bila basah, seperti terkena air saat mandi.

"Tapi ada luka akut yang harus ditangani dokter, misalnya luka bakar dengan ukuran besar, lebih dari satu telapak tangan penderita, atau luka bakar di bagian wajah dan persendian," ujar dia.

Luka yang terjadi di keseharian, seperti luka berdarah tersayat pisau, juga dapat ditangani di rumah. Namun, bila luka terjadi di daerah vital seperti kepala dan wajah atau pendarahan tak kunjung berhenti, segeralah ke rumah sakit.

Sementara luka kronis adalah luka yang terjadi pada individu yang sudah memiliki penyakit penyerta seperti diabetes, gangguan aliran darah, atau pada individu yang harus terbaring untuk jangka waktu yang lama karena penyakit.

Tidak seperti luka akut yang bisa ditangani sendiri di rumah, luka kronis harus segera diperiksakan di rumah sakit karena penanganannya membutuhkan perhatian khusus yang hanya bisa dilakukan oleh tenaga medis profesional.

"Penyembuhannya lebih lama dan rumit, perawatan lanjutannya harus dilakukan tenaga ahli profesional."


Baca juga: Air liur bisa sembuhkan luka, mitos dan fakta?

Baca juga: Harus diplester atau dibiarkan kering? Ini mitos seputar luka

Baca juga: Sembelit hingga luka lama pulih pertanda sistem imun melemah

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020