Bishkek (ANTARA) - Presiden Kyrgyztan Sooronbai Jeenbekov memperpanjang status darurat di Ibu Kota Bishkek pada Senin, setelah terjadi aksi protes massa selama sepekan terkait hasil pemilu parlemen negara itu.

Jeenbekov tampaknya sudah bisa mengakhiri demonstrasi tersebut, namun Kantor Kepresidenan menyebut bahwa Almazbek Orozaliyev, yang ditunjuk untuk mengurus keamanan Bishkek, meminta perpanjangan status darurat menjadi lebih dari 21 Oktober demi menjaga kestabilan lebih lanjut.

Orozaliyev mengajukan permohonan itu dalam perbincangan dengan Jeenbekov, yang juga melibatkan dua pejabat keamanan senior, demikian dilaporkan Kantor Kepresidenan dalam sebuah pernyataan.

Parlemen belum mengonfirmasi pengumuman perpanjangan status darurat tersebut.

Pekan lalu, kalangan pendukung oposisi menduduki gedung kantor pemerintahan dan mengatakan bahwa mereka telah mengendalikan pemerintahan dan pasukan keamanan, hingga kemudian terjadi bentrokan antara dua kekuatan.

Kekacauan tersebut diawali dengan aksi protes terhadap hasil pemilu parlemen 4 Oktober yang memenangkan dua partai, satu di antaranya adalah partai yang beraliansi dekat dengan Jeenbekov.

Komisi pemilu pusat Kyrgyztan membatalkan hasil pemilihan tersebut dua hari kemudian dan meminta pemilihan ulang dilaksanakan dengan batas waktu sepekan.

Terkait kericuhan massa yang terjadi, Jeenbekov memerintahkan penerjunan prajurit di Bishkek dan berhasil menahan lawan sengitnya.

Jeenbekov belum mengonfirmasi keputusan parlemen untuk menunjuk perdana menteri baru, namun mengatakan bahwa ia akan segera mengundurkan diri setelah penunjukan itu. 

Sumber: Reuters

Baca juga: Presiden Kyrgyztan nyatakan siap mundur usai kabinet baru ditunjuk

Baca juga: Pengunjuk rasa Kyrgyztan ambil alih, bakar kantor pusat pemerintahan


 

Pemilihan parlemen di Montenegro diwarnai ambiguitas

Penerjemah: Suwanti
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020