Paris (ANTARA News/AFP) - Separatis Basque ETA hari Rabu dituduh membunuh seorang polisi dalam tembak-menembak di dekat Paris, serangan mematikan pertama oleh kelompok bersenjata itu terhadap seorang aparat Prancis dalam operasi gerilya mereka yang telah berlangsung lebih dari 40 tahun.

Perdana Menteri Francois Fillon mengumumkan bahwa polisi itu telah menjadi korban "pembunuhan berdarah dingin oleh sebuah kelompok teroris", dan ia berjanji memburu orang-orang yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Polisi anti-terorisme Prancis telah menangkap seorang pria berusia 27 tahun yang mengaku sebagai anggota ETA dan kini memburu lima orang lain, termasuk seorang wanita, setelah pembunuhan Selasa malam itu, kata seorang pejabat pengadilan.

Jean Serge Nerin (52) tewas setelah terluka di dada, dalam penembakan yang menembus rompi anti-pelurunya, selama kontak tembak yang meletus setelah pemeriksaan rutin polisi di dekat Dammarie-Les-Lys, sebelah tenggara Paris, kata pejabat itu.

Presiden Nicolas Sarkozy berbicara melalui telefon dengan Perdana Menteri Spanyol Jose Luis Rodriguez Zapatero dan setuju "melipatgandakan" upaya untuk menumpas ETA.

"Saya merasa pembunuhan polisi ini seolah-olah seperti anggota pasukan keamanan kami sendiri karena saya tahu seberapa besar mereka bekerja bersama kami dan mengabdi demi kebebasan dan untuk mengakhiri ETA," kata Zapatero di Madrid.

"Kali ini Prancis membayar mahal karena kerja samanya dengan kami dalam upaya penumpasan ETA yang juga penting bagi kebebasan dan keamanan kami," katanya.

Spanyol dan Perancis bekerja erat untuk menumpas ETA, yang bertanggung jawab atas kematian ratusan orang dalam perang gerilya 41 tahun mereka untuk mendirikan negara merdeka Basque di wilayah-wilayah Spanyol utara dan Perancis baratdaya.

ETA, yang beberapa waktu lalu memperingati setengah abad kelahiran mereka, dibentuk pada 31 Juli 1959 oleh sebuah kelompok nasionalis mahasiswa sayap kiri yang menentang kediktatoran sayap kanan Jendral Francisco Franco, yang menindas bahas Basque.

Pasukan keamanan memperkirakan bahwa kelompok separatis itu, yang melemah akibat penangkapan para pemimpin tinggi mereka dan telah lama relatif tidak aktif, berusaha melakukan unjuk kekuatan untuk membuktikan bahwa mereka masih bisa melancarkan serangan terhadap pemerintah Spanyol dan menjaga semangat para pendukungnya.

Meski sebagian besar penduduk Basque tampaknya mendukung kemerdekaan bagi wilayah pegunungan itu, yang sudah memiliki otonomi besar, dukungan bagi kekerasan menurun dalam beberapa tahun terakhir ini.

Serangan fatal yang dituduhkan pada ETA terjadi pada Juni 2009, ketika sebuah bom mobil menewaskan seorang polisi anti-teroris di kota Bilbao, Basque.

ETA dituduh bertanggung jawab atas kematian lebih dari 800 orang dalam operasi kekerasan mereka selama puluhan tahun untuk kemerdekaan Basque.

Para analis mengatakan, ETA kehilangan dukungan bagi perjuangan mereka melalui kekerasan, namun pengumpulan pendapat umum menunjukkan mayoritas penduduk Basque mungkin masih menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari Spanyol.

Pada April, polisi menangkap tersangka komandan utama ETA Jurdan Martitegi, sehingga jumlah komandan mereka yang ditangkap menjadi empat orang dalam waktu kurang dari setahun.

Pemerintah Sosialis Perdana Menteri Jose Luis Rodriguez Zapatero menghentikan perundingan perdamaian dengan ETA setelah pemberontak tersebut membunuh dua orang dalam serangan bom mobil di bandara Madrid pada Desember 2006. (M014/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010