Bengkulu (ANTARA News) - Sekitar 12 ekor sapi warga di Kabupaten Bengkulu Selatan dan kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu, mati mendadak akibat terserang penyakit ngorok (Septicemia Efizotica).

Awalnya penyakit itu menyerang ternak warga di Kabupaten Bengkulu Selatan, kemudian menyebar sampai ke wilayah Kabupaten Kaur, kata warga Padang Guci Saftiur, Kamis.

"Sebelumnya kami mendapat informasi penyakit ngorok itu menyerang ternak sapi/kerbau warga di Kecamatan Pino Raya Bengkulu Selatan, kelang beberapa hari sapi miliknya mati mendadak dengan mengeluarkan busa dan ngorok," katanya.

Warga di Kabupaten Kaur saat ini merasa cemas setelah serangan penyakit ngorok itu sudah masuk kebupaten pemekaran Bengkulu Selatan tersebut, karena daerah ini merupakan salah satu ternak spi terbesar.

Beternak sapi dan kerbau bagi warga Kaur sudah menjadi warisan keturunan dari nenek moyang, bedanya dengan sekarang ada bantuan pemerintah jenis sapi Bali dan ternyata perkembangannya cukup pesat, ujar Saftiur yang mengaku memiliki sapi di atas 30 ekor.

Wakil Bupati Kaur Suarni Mahidin ketika dikonfirmasikan mengakui, bahwa penyakit ngorok itu sudah masuk ke wilayah Kaur dan bahkan ada beberapa ekor ternak sapi warga sudah mati.

Pemkab Kaur melalui dinas terkait akan mengantisipsi penyebaran penyakit ngorok tersebut, dengan membagikan vaksin dan obat-obatan secara gratis kepada masyarakat peternak.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu Ir irianto Abdullah ketika dihubungi mengatakan, instansinya hanya memberikan vaksinasi massal dan pengobatan kepada masyarakat.

Pemberian vaksin itu sudah dislaurkan melalui Dinas Peternakan di masing-mamsing kabupaten yaitu Bengkulu Selatan dan Kabupaten Kaur, jelasnya. (Z005/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010