Jakarta (ANTARA News) - "Perebutan" posisi rais aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam Muktamar NU di Makassar, Sulsel, pekan depan, diperkirakan akan lebih seru dibanding penentuan pengurus tanfidz PBNU.

Dalam muktamar ini keluarga besar KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tidak menjagokan atau mendukung calon tertentu, kata adik kandung Gus Dur, Lili Wahid kepada pers di Jakarta, Sabtu berkaitan dengan Muktamar NU di Makassar.

"Tidak menjagokan siapa-siapa. Semua diserahkan sepenuhnya kepada muktamirin untuk menentukan yang terbaik," kata Lili Wahid yang juga anggota Fraksi PKB DPR/MPR.

Dia mengemukakan, berdasarkan informasi yang diterima terkait perkembangan di internal NU menjelang muktamar di Makassar, sejumlah nama sudah beredar dan disebut-sebut di kalangan nahdliyin sebagai calon rais aam PBNU. Misalnya, nama KH Sahal Mahfudz dan KH Hasyim Muzadi serta KH Lutfi dari Pekalongan (Jawa Tengah).

Sedangkan nama yang sudah disebut-sebut di media untuk posisi ketua tanfidz, antara lain, Said Agil, Gus Solah, Masdar F Mashudi, Slamet Effendy Yusuf, dan sejumlah nama tokoh NU lainnya.

"Kita lihat siapa yang akan dipilih oleh muktamirin untuk posisi rais Aam dan tanfidz," kata Lili Wahid, satu-satunya anggota Fraksi PKB DPR yang mendukung opsi bahwa pengucuran dana talangan (bailout) untuk Bank Century senilai Rp6,7 triliun merupakan pelanggaran.

Namun, kata Lili, nama-nama yang beredar di kalangan nahdliyin itu dinamis. Artinya, bisa berubah, berkurang atau tetap. "Misalnya, saya juga mendengar kalau Pak Hasyim maju, Pak Sahal tidak mencalonkan diri. Tetapi itu masih sangat dinamis," katanya.

Jika Hasyim Muzadi terpilih, kata dia, hal itu juga baik bagi NU. Sikap politik Hasyim Muzadi bisa menjaga jarak dengan pemerintah, tetapi juga tidak berlawanan dan tidak dalam posisi saling berhadapan.

"Politik NU adalah politik kebangsaan. Inilah yang menempatkan bahwa NU sampai sekarang masih merupakan organisasi yang menarik bagi publik," katanya.

Menurut dia, seorang calon ketua dewan tanfidz PBNU harus memperoleh dukungan setidaknya 99 cabang NU dari 450-an cabang seluruh Indonesia.

Sebagai satu-satunya anggota Fraksi PKB yang memilih opsi C, Lili Wahid bersama Misbakhun (PKS) telah mendapat "Century Award" dari konstituennya di Pasuruan (Jawa Timur). (S023/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010