Jakarta (ANTARA News) - Kementerian BUMN mendorong perusahaan milik negara mencatatkan saham (go public) di pasar modal, untuk menciptakan keterbukaan dan meningkatkan kinerja keuangan.

"Selain menjadikan perusahaan lebih terbuka, juga memacu penerapan GCG (tata kelola perusahaan) juga baik dan benar," kata Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan, saat ini jumlah BUMN yang telah menjadi perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Indonesia mencapai 16 emitan.

"Seluruhnya memiliki kinerja keuangan kategori bagus, dan umumnya memiliki kapitalisasi pasar yang besar," tegas Said.

Untuk itu dilanjutkannya, pasar modal hanya akan lebih sehat apabila saham yang beredar likuid.

Meski diakuinya, sejumlah saham BUMN saat ini masuk dalam kategori saham tidur.

"Supaya lembar saham yang berputar lebih banyak, maka IPO BUMN diharapkan dapat bertambah," ujarnya.

Selain IPO, Kementerian BUMN juga mendukung program "stock split" saham untuk menambah lembar saham yang beredar.

"Dengan begitu, saham diharapkan menjadi likuid karena jumlah lembar sahamnya meningkat,` ujarnya.

Menurut catatan, dua BUMN yang masuk dalam rencana IPO pada 2010, yaitu PT Garuda Indonesia, PT Krakatau Steel, sedangkan pada tahun-tahun berikutnya menyusul PT Waskita Karya, dan PT Perkebunan Nusantara III, IV, VII.

"Kita masih tetap prioritas dulu yang dalam "on going process" (Garuda, Krakatau Steel)," katanya.

(R017/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010