PBB (ANTARA News) - Setelah beberapa minggu mogok, China , Rabu ikut bersama dengan lima negara penting lainnya dalam konferensi untuk membicarakan sanksi baru PBB terhadap Iran menyangkut program nuklirnya, kata para diplomat.

Seorang pejabat senior China ikut serta dalam pertemuan dengan direktur politik luar negeri dari Inggris, Prancis, Jerman, Rusia dan Amerika Serikat.

Duta besar Inggris untuk PBB Mark Lyall Grant menyebut pejabat China bernama Liu Zhenmin , yang sampai kini adalah wakil duta besar China untuk PBB di New York.

Ia mengemukakan kepada wartawan di markas besar PBB New York bahwa enam pejabat itu "sepakat mereka akan membicarakan lebih lanjut tentang kemungkinan tindakan-tindakan (sanksi-sanksi) awal pekan depan."

Menjawab pertanyaan apakah kehadiran pejabat China itu menandakan

kesediaan Beijing untuk melibatkan diri menyangkut pengenaan sanksi babak jkeempat terhadap Republik Islam itu, utusan Inggris itu mengatakan: menurut pemahaman saya mereka (China) setuju untuk melibatkan diri dalam pengenaan sanksi itu."

Pada Rabu siang , duta besar baru China untuk PBB Li Baodong hanya mengatakan negaranya , yang mempertahankan hubungan energi dan ekonomi yang erat dengan Teheran , selalu mendukung jalur diplomasi dan "bekerjasama dengan negara-negara anggota lainnya untuk mencari satu penyelesaian damai."

Walaupun Moskow mengisyaratkan kesediaan untuk mendukung sanksi-sanksi baru dalam menghadapi sikap keras Iran , Beijing sejauh ini bersikap tenang menyangkut gagasan tersebut.

Baik China maupun Rusia mengemukakan harapan mereka agar Teheran meredakan krisis itu dengan menerima satu usulan yang ditengahi Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Oktober tahun lalu.

Berdasarkan usulan itu, Iran akan mengirimkan sebagian besar cadangan uraniumnya yang diperkaya dalam standar rendah dengan imbalan pasokan dari Prancis dan Rusia uranium yang diperkaya dalam tingkat 20 persen yang diperlukan reaktor riset medis Teheran.

Tetapi Iran menolak dan mengajukan satu usulan balasan bagi pemindahan bahan bakar itu secara serentak di daerah Iran, yang negara-negara Barat dan dan IAEA tolak.

Selain itu , hubungan antara Beijing dan Washington tegang dalam beberapa pekan belakangan ini menyangkut penjualan senjata AS kepada Taiwan, kebebasan internet , nilai mata uang yuan dan kunjungan Dalai Lama ke Gedung Putih.

Lyall Grant mengatakan terlalu cepat untuk mengatakan kapan sanksi baru itu akan diajukan ke sidang paripurna Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara itu.

"Resolusi itu akan diajukan ke dewan tersebut apabila sudah rampung," katanya.

Di Washington, Mark Toner , juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan konferensi Rabu itu adalah bagian dari "konsultasi reguler" dengan mitra-mitra AS tentang "pentingnya pertanggungjawaban Iran."

Sementara itu Gedung Putih mengatakan Presiden AS Barack Obama juga melakukan konferensi video , Rabu dengan para pemimpin Inggris, Jerman dan Prancis untuk membicarakan langkah-langkah ke depan menyangkut Iran.

Dewan Keamana sudah memberlakukan tiga babak sanksi terhadap Repulik Islam itu karena penolakannya untuk menghentikan pengayaan uranium , yang Barat dan Israel anggap sebagai menutupi pembangunan senjata-senjata nuklir.

Iran membantah tuduhan-tuduhan tiu dan menegaskan program nuklirnya adalah hanya untuk meningkatkan kapasitas listriknya untuk penduduknya sendiri.

Sanksi-sanksi baru yang diusulkan oleh negara Barat itu akan ditujukan pada Pengawal Revolusi negara itu yang mengawasi program-program nuklir dan rudal balistik negara itu.

Reuters/H-RN/S008

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010